Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KUNCI AGAR MANUSIA MENJADI BAIK


 Islam hadir ke dunia ini untuk memperbaiki akhlak manusia. Dengan kata lain, Islam sangat berkepentingan dengan bagaimana umat manusia ini berperilaku yang baik yang disebut akhlak mulia. Maka tidak mengherankan apabila terdapat banyak hadits Rasulullah saw yang membahas tentang akhlak.

Rasulullah saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

 Artinya:"Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia:"(HR Bukari, Baihaki dan Hakim).

 Dalam hadits yang lainya Rosululloh saw bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا

 Artinya:"Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya:"(HR Thabrani dari Ibnu umar).

Hadits tersebut menegaskan bahwa baik buruk manusia sejatinya bergantung pada akhlak mereka, baik akhlak kepada Sang Pencipta maupun kepada sesama makhluk terutama sesama manusia. Hadits ini menjadi sangat penting dan relevan pada saat sekarang dimana manusia berlomba-lomba memburu hal-hal yang bersifat duniawi tanpa menghiraukan norma-norma hukum agama - halal dan haram - maupun etika bermasyarakat. Berita-berita di media massa masih banyak dipenuhi hal-hal negatif seperti  korupsi, penipuan, kejahatan, penganiayaan, pembunuhan dan sebagainya. Semua perbuatan itu merupakan perilaku yang tidak terpuji atau akhlak yang buruk.

Dalam suatu hadits yang lain Rasulullah saw bersabda:

أَبْغَضُ الْعِبَادِ إِلَى اللهِ مَنْ كَانَ ثَوْبُهُ خَيْراً مِنْ عَمَلِهِ

Artinya:"Hamba yang paling dibenci Allah adalah orang yang pakainnya lebih baik dari pada amal perbuatannya.”

Hadits tersebut tentu tidak dimaksudkan untuk melarang kita berpakaian yang baik, tetapi Rasulullah saw mengingatkan kepada kita untuk tidak semata-mata mengutamakan hal-hal yang bersifat lahiriah atau duniawi dengan mengabaikan hal-hal ukhrawi. Jangan sampai amal perbuatan kita yang bersifat ukhrawi ternyata lebih buruk daripada baju bagus yang kita kenakan. Jika orang menilai baju kita dengan nilai 7 atau 8, misalnya,  maka akhlak kita harus memiliki nilai lebih tinggi dari itu, semisal 9 atau bahkan 10. Maka setiap kali kita hendak memakai  baju, bertanyalah pada diri sendiri, apakah kita pantas memakai baju sebagus ini?

Jika tidak pantas, maka jangan urungkan memakai baju yang bagus itu, tetapi cobalah menasehati diri sendiri, misalnya dengan mengatakan, "Jika aku sanggup memakai baju sebagus ini, maka akhlakku harus lebih bagus." Dengan begitu, maka kita akan terhindar dari kemarahan Allah SWT karena Allah memang membenci orang-orang yang pakaiannya lebih baik daripada akhlaknya sebagai dinyatakan dalam hadits tadi.

Rasulullah saw memang sangat menekankan kepada kaum Muslimin untuk senantiasa berakhlak yang baik, seperti jujur, adil, rendah hati, dapat dipercaya, sabar, syukur, qana’ah, istiqamah, menyayangi yang lebih kecil atau muda, menghormati yang lebih tua, tidak suka menyakiti orang lain, suka menolong, bersedekah, dan lain sebagainya. Semua akhlak yang terpuji itu telah dicontohkan oleh Rasulullah  saw secara nyata sehingga beliau  mampu melakukan perubahan besar terhadap umat manusia.

Dalam hadits yang lain lagi yang diriwayatkan Ibnu Majah, Rasululllah saw bersabda:

سُوءُ الْخُلُقِ يُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ

Artinya:"Akhlak yang buruk merusak amal kebaikan seperti cuka merusak madu."

Hadits ini memberikan gambaran yang jelas bahwa perbuatan baik itu bisa rusak oleh akhlak yang tidak baik sebagaimana rusaknya madu oleh cuka. Kita tahu bahwa madu adalah sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tetapi ketika madu itu bercampur dengan cuka, dalam hal ini adalah cuka putih atau cuka  yang disuling dari alkohol untuk keperluan industri, maka rusaklah madu itu. Ia tidak lagi memberikan manfaat positif bagi kesehatan manusia. Yang terjadi kemudian justru ia membahayakan keselamatannya. Ini seperti sebuah pepatah yang berbunyi, "Karena setitik nila, rusaklah susu sebelanga." Artinya, amal yang baik dan banyak bisa rusak karena akhlak yang buruk dan dianggap sepele. Hal ini bisa menimbulkan kebangkrutan amal sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairoh ra berbunyi:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ "أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لَهُ وَلا مَتَاعَ ، فَقَالَ : إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ"

Artinya:"Tahukah kalian siapakah yang dinamakan Muflis atau orang bangkrut? Orang-orang menjawab: Orang bangkrut menurut pendapat kami ialah mereka yang tiada mempunyai uang dan tiada pula mempunyai harta benda. Nabi menjawab: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku, ialah mereka  yang  pada hari kiamat membawa amal kebaikan dari shalat, puasa, dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki orang lain, menuduh (mencemarkan nama baik) orang lain , memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain  dan memukul orang lain. Maka kepada orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik mereka; dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka. Apabila amal baik mereka telah habis sebelum hutangnya lunas, maka diambillah kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka; Sesudah itu, mereka yang suka mencaci, menuduh, memakan harta orang lain seperti korupsi, menunpahkan darah orang lain, dan memukul orang lain itu, akan dilemparkan ke dalam neraka."

Hadits ini hendaklah dapat kita hayati bersama dan memberikan kesadaran kepada kita betapa pentingnya menghindari akhlak yang buruk sebab dapat merugikan kita sendiri, yakni ludesnya amal-amal kebaikan kita yang telah kita kumpulkan dengan susah payah selama bertahun-tahun, bahkan selama hidup kita. Utuk itu apabila kita sayang pada diri sendiri, maka kita harus bisa menjaga agar amal-amal baik itu kita bisa kita rawat dengan sebaik-baiknya sehingga tidak musnah sia-sia. Caranya adalah dengan mengendalikan diri kita sehingga orang lain selamat dari akhlak kita yang buruk seperti: menyakiti hati, menghujat dan memaki, memfitnah dan menuduh tanpa bukti, mengambil hak seperti mencuri dan korupsi, membunuh, menyakiti secara fisik, dan sebagainya.

Posting Komentar untuk "KUNCI AGAR MANUSIA MENJADI BAIK"