Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERTOBATLAH SEBELUM KEMATIAN MENJEMPUT KITA


 Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah terlepas dari pada perbuatan dosa. Tiap hari atau bahkan tiap waktu, kita secara sadar maupun tidak sadar, sering melakukan perbuatan yang sejatinya menimbulkan dosa, baik melalui tindakan maupun ucapan. 

 Maka dari itu kita dituntut untuk selalu bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala dan meminta ampunan serta menyadari bahwa kita merupakan hamba yang lemah dalam menahan diri untuk tidak melakukan dosa dan kemaksiatan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

 Artinya:"Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertobat:"(HR Ibnu Majah).

Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad saw secara tegas menyatakan bahwa merupakan sifat manusiawi bani Adam untuk berbuat kesalahan, namun yang terbaik di antara mereka adalah ketika berbuat salah langsung menyadari kesalahannya dan meminta ampun kepada Allah SWT.

Kita semua harus yakin bahwa Allah merupakan Tuhan yang Maha Pengampun atas segala dosa yang kita perbuat, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa meskipun dosa kita banyak hingga memenuhi langit dan bumi, niscaya Allah akan mengampuni kita semua selagi kita mau bertobat kepadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

 Artinya:"Sekiranya kalian melakukan kesalahan hingga kesalahan kalian mencapai langit dan bumi, kemudian kalian bertaubat, niscaya taubat kalian akan di terima:"(HR Ibnu Majah).

Meskipun Allah Maha Pengampun, jangan sampai kemurahan Allah pada hambanya kita dijadikan kesempatan untuk melegalkan kesalahan atau kelalaian kita. Sebagai seorang hamba tentu kita harus menjaga diri dari perbuatan dosa. 

Sebagai hamba yang lemah dan tidak dapat menghindari maksiat dan perbuatan dosa, maka kita harus menyegerakan tobat bahkan mulai dari sekarang. Jangan sampai kita bertobat dan meminta ampunan pada Allah SWT di usia tua nanti, dengan anggapan bahwa kita masih muda sehat dan umurnya masih panjang.

Di dalam Al-Quran, Allah banyak sekali menyebut dirinya sebagai dzat yang menerima tobat hambanya, yang mengampuni segala dosa hingga maha pengasih lagi penyayang. Akan tetapi, tobat dan permintaan ampun kepada Allah hanya diterima apabila sebelum datang dua waktu:

1)_pertama ketika ajal datang menjemput

2)_kedua ketika hari kiamat tiba.

1_Terkait waktu yang pertama, yaitu tobat tidak diterima ketika ajal menjemput. Di dalam Al-Qur'an Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

 Artinya:"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih:"(QS An-Nisa' :18).

 Para hamba Allah melakukan suatu kemaksiatan disebabkan karena adanya faktor hawa nafsu dan godaan setan, sehingga mereka pun bertobat sebelum nyawa berada di ujung kerongkongan, bahkan tobat masih diterima di saat seorang hamba menyaksikan malaikat yang mengambil ruhnya.(Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, (Beirut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1418), jilid IV, hal. 294).

2_​​​​​​​Adapun waktu yang kedua, di mana tobat seorang hamba tidak diterima lagi ialah ketika hari kiamat tiba. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam Al-Qur'an di sebutkan:

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ

 Artinya:"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula):"(QS Al-An'am :158).

 Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat di atas menegaskan bahwa tobat dan iman seseorang yang baru ia lakukan di hari kiamat tidaklah berguna, sebagaimana tidak bergunanya iman Fir’aun ketika baru menyadari kuasa Allah di saat ia tenggelam di laut merah. (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, (Beirut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1418), jilid IV, hal. 294).

 Dari penjelasan yang telah dipaparkan tadi, hendaknya kita mulai berbenah diri dan muhasabah untuk merenungkan kembali hal-hal yang sudah kita lakukan selama ini. Mulailah kita bersitigfar dan meminta maaf pada keluarga, kerabat hingga teman dan orang-orang yang mungkin pernah kita sakiti hatinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ، فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ، مَرَّةٍ

 Artinya:"Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku juga bertobat kepadanya sehari seratus kali:"(HR Muslim).

Posting Komentar untuk "BERTOBATLAH SEBELUM KEMATIAN MENJEMPUT KITA"