Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RAMBUT YANG TIDAK BOLEH DIBIARKAN DAN BOLEH DIHILANGKAN

RAMBUT YANG TIDAK BOLEH DIBIARKAN DAN BOLEH DIHILANGKAN

 Termasuk bentuk kesempurnaan penciptaan manusia, adalah dikaruniainya rambut atau bulu di tubuhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya tidak dengan sia-sia, namun memiliki hikmah atau manfaat, baik diketahui oleh manusia atau tidak. Rambut atau bulu yang tumbuh pada jasad manusia ada yang boleh dibiarkan, ada juga yang diperintahkan untuk dihilangkan.

Dengan demikian, ditinjau dari hukum Islam (fiqh), hukum rambut atau bulu manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama. Rambut atau bulu yang harus dihilangkan dan tidak boleh dibiarkan. Kedua. Rambut atau bulu yang boleh dihilangkan atau dibiarkan. Ketiga. Rambut atau bulu yang boleh dibiarkan dan tidak boleh dihilangkan.

Berikut ini kami jelaskan masing-masing point tersebut di atas.

A_Rambut Atau Bulu Yang Harus Dihilangkan Dan Tidak Boleh Dibiarkan

1_Bulu Ketiak
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ رواه مسلم

 Artinya:"Sepuluh hal yang termasuk fithrah (kesucian); mencukur kumis, membiarkan lebat jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), memotong kuku, mencuci celah jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan istinja.” Zakaria berkata: Mush’ab berkata,"Saya lupa yang kesepuluh, kecuali berkumur:"(HR Muslim).

Di antara hikmah diperintahkan menghilangkan bulu ketiak adalah agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap akibat keringat yang menempel di dalamnya. Cara menghilangkannya, pada dasarnya dengan dicabut, namun bila tidak kuat mencabutnya, maka boleh memotongnya dengan gunting, pisau cukur dan semisalnya, atau menghilangkannya dengan tawas dan lainnya.

2_Bulu Kemaluan
Bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan laki-laki maupun perempuan diperintahkan untuk dihilangkan. Demikian ini termasuk sunnah-sunnah fithrah sebagaimana hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha di atas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:

 وحَلْقُ الْعَانَةِ (mencukur bulu kemaluan).

3_Kumis

 Potonglah kumis

 (قُصُّوا الشَّوَارِبَ )

– Potonglah kumis sampai habis

 ( أَحْفُوا الشَّوَارِبَ )

– Potonglah kumis

 (جُزُّوا الشَّوَارِبَ)

Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَأْخُذْ مِنْ شَارِبِهِ فَلَيْسَ مِنَّا رواه الترمذي

 Artinya:"Barangsiapa yang tidak pernah memotong kumisnya, maka ia bukan termasuk golongan kami:"(HR Tirimidzi :2761, Nasa’i :5047, sanadnya shahih).

B_Rambut Atau Bulu Yang Boleh Dihilangkan Atau Dibiarkan

 Ada beberapa jenis rambut atau bulu yang boleh dihilangkan, atau boleh dibiarkan pada badan kita. Di antaranya sebagai berikut:

1_Rambut Kepala.
Rambut yang ada di kepala boleh dibiarkan ataupun dihilangkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri, seperti disebutkan oleh Anas bin Malik, Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki rambut hingga mencapai setengah telinganya:"(HR Muslim).

Bila ingin membiarkan rambut di kepala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memuliakannya, sebagaimana sabdanya:

مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَلْيُكْرِمْهُ رواه أبو داود

 Artinya:"Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya dia memuliakannya:"(HR Abu Dawud dari Abu Huraira).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kesibukannya sebagai seorang Nabi (Rasul), pemimpin negara sekaligus pemimpin rumah tangga, senantiasa memperhatikan kerapian rambutnya. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ دُهْنَ رَأْسِهِ وَتَسْرِيْحَ لِحْيَتِهِ وَيُكْثِرُ الْقَنَاعَ حَتَّى كَأَنَّ ثَوْبَهُ ثَوْبُ زَيَّاتٍ

 Artinya:"Rasulullah sering meminyaki rambutnya dan menyisir jenggotnya dan sering memakai tutup kepala, hingga bajunya seperti baju penjual minyak:"(HR Baihaqi dan Syarhu As Sunnah :3164).

Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata:

كُنْتُ أُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا حَائِضٌ رواه البخاري و مسلم

 Artinya:"Saya tarjil rambut Rasulullah dan saya sedang haid:"(HR Bukhari :5925 dan Muslim :297).

Men-tarjil rambut, maksudnya menyisirnya, merapikannya, meluruskannya dan memberinya minyak rambut.

Berdasarkan beberapa hadits di atas, para ulama menganjurkan untuk merawat rambut dan merapikannya. Namun tidak Boleh Berlebih-Lebihan
Walaupun merawat rambut dianjurkan oleh agama.

Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu berkata:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّرَجُّلِ إِلَّا غِبًّا رواه النسائ و أبو داود

 Artinya:"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menyisir rambut, kecuali ghibban:"(HR An Nasa’i dan Abu Dawud).

Ghibban berasal dari kata al ghib, yaitu memberikan minum onta sehari dan membiarkannya tidak minum sehari. Itulah sebabnya Imam Ahmad menafsirkan ghibban dengan menyisir sehari dan membiarkannya (tidak menyisirnya) sehari. Al Hasan mengatakan,”Menyisir rambut sekali seminggu”. Intinya adalah larangan untuk terus menerus menyisir, merapikan, meluruskan, memakai minyak rambut dan memperindah rambut setiap saat. Sehingga ia disibukkan dengan rambutnya. Karena yang demikian termasuk irfah (bermewah-mewahan) yang dilarang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Fudhalah bin Ubaid Radhiyallahu ‘anhu:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْهَانَا عَنْ كَثِيرٍ مِنْ الْإِرْفَاهِ رواه أبو داود

 Artinya:"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami untuk banyak bermewah-mewahan:"(HR Abu Dawud).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm tidak suka melihat rambut panjang, acak-acakan dan tidak terurus. Wa’il bin Hijr berkata:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِي شَعْرٌ طَوِيلٌ فَلَمَّا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذُبَابٌ ذُبَابٌ قَالَ فَرَجَعْتُ فَجَزَزْتُهُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ مِنْ الْغَدِ فَقَالَ إِنِّي لَمْ أَعْنِكَ وَهَذَا أَحْسَنُ رواه أبو داود

 Artinya:"Saya menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan rambut saya panjang. Ketika melihat saya seperti itu, Beliau bersabda: "Zabaabun (jelek)." Saya pulang dan mencukurnya. Keesokannya saya kembali menemui Beliau. Beliau bersabda: "Saya bukan bermaksud (menjelek-jelekan) dirimu, (penampilanmu) ini lebih baik:"(HR Abu Dawud).

Rambut di kepala juga boleh dicukur dengan syarat memotong semua bagian-bagiannya.

 Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang bayi yang dicukur sebagian rambutnya dan membiarkan sebagiannya memanjang. Beliau melarangnya dan bersabda:

احْلِقُوْا كُلَّهُ أَوْ اتْرُكُوْا كُلَّهُ رواه أبو داود

 Artinya:"Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya:"(HR Abu Dawud dengan sanad shahih sesuai dengan syarat Muslim).

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ عَنِ الْقَزَعِ رواه البخاري و مسلم

 Artinya:"Rasulullah melarang dari Qaza:"(HR Bukhari dan Muslim).

 "Imam Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa bentuk qaza’ yang dilarang, yaitu; mencukur rambutnya di sana sini dari kepalanya, mencukur di tengahnya dan membiarkan di sampingnya, mencukur di bagian samping dan membiarkan di bagian tengahnya, mencukur di bagian depan dan membiarkan di bagian belakang:"(Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul Maudud Bi Ahkam Al Maulud, Beirut, Daar Al Jiil,1988, hlm 119).

Adapun mencukur gundul kepala selain untuk ibadah haji atau umrah dan kebutuhan lain yang mendesak, maka dimakruhkan karena bertentangan dengan perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyuruh memuliakan (menjaga) rambut.

Bagaimana Hukumnya Wanita Mencukur Rambutnya?
Secara umum, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang wanita mencukur rambutnya. Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْلِقَ الْمَرْأَةُ رَأْسَهَا رواه و النسائ والترمذي

 Artinya:"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang wanita untuk mencukur rambutnya:"(HR An Nasa’i dan Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syu’aib Al Arna’uth, Riyadhushshalihin, hlm 486).

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata:

لَيْسَ عَلَى النِّسَاءِ حَلْقٌ إِنَّمَا عَلَى النِّسَاءِ التَّقْصِيرُ رواه أبو داود

 Artinya:"Tidak ada (boleh) bagi wanita mencukur (rambutnya), ia hanya boleh memotongnya (memendekkannya):"(HR Abu Dawud :1948).

Posting Komentar untuk "RAMBUT YANG TIDAK BOLEH DIBIARKAN DAN BOLEH DIHILANGKAN"