Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SETELAH PEMILU TETAP JALIN SILATURROHIM



 Hajatan besar negara kita, yaitu Pemilihan umum, serentak secara nasional baru saja selesai digelar.

 Tapi Sayangnya pemilihan dan perebutan kekuasaan selalu menyisakan masalah dari segi persatuan dan kerukunan. Noda-noda ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah selalu saja menjadi PR selama dan pasca pemilihan.

Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَٰئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

 Artinya:"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)_(Qs Ar Ra’d 13:25).

 Seringkali dalam dukung mendukung calon tertentu, pasti ada saling menyakiti, saling memfitnah, dan cara-cara merusak ukhuwah yang lain. Tidak jarang ini terjadi pada sesama anak bangsa, bahkan sesama muslim. Sesama tetangga dan rekan kerja pun juga banyak yang berseteru karena beda pilihan. Maka sudah waktunya bagi kita semua untuk menutup hal tersebut. 

Saatnya kembali Seperti dahulu, kembali menyammbung silaturrahmi yang mungkin selama ini sempat putus, disengaja atau tidak. 

Nabi saw bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

 Artinya:"Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus:"(HR Bukhari dan Muslim).

 Ingatlah bahwa yang membantu kita saat kesusahan bukan orang yang kita dukung. Yang menjenguk saat kita sakit bukan bupati yang terpilih. Bahkan yang melayat saat kita meninggal nanti juga bukan gubernur atau wali kota yang kita mati-matian fanatik kepada mereka. Tetapi yang melakukan itu semua adalah orang-orang dekat di sekitar kita, tetangga, kerabat, rekan kerja, dan sebagainya. Tentu kita tidak ingin merusak begitu saja hubungan baik dan memelihara permusuhan dengan mereka hanya karena beda pilihan, beda tokoh yang didukung. Jangan sampai rejeki kita disempitkan dengan adanya permusuhan dan saling menyakiti tersebut. 

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

 Artinya:"Siapa yang suka diluaskan rezekinya atau dipanjangkan umurnya maka jalinlah silaturahmi:"(HR Bukhari).

Dalam ayatnya Allah SWT bahkan menyebutkan tentang pentingnya menyambung silaturrahmi dan berbuat baik kepada orang-orang terdekat ini persis setelah perintah menyembah Allah SWT dan menjauhi syirik.

Allah SWT berfirman:

وَٱعْبُدُوا ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِۦ شَيْـًٔا وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

 Artinya:"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri:"(QS An Nisa 4:36).

 Sejatinya masalah kekuasaan tidak lepas dari takdir dan ketentuan dari Allah SWT. Seperti disebutkan dalam firman-Nya:

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 Artinya:"Katakanlah, Allahlah yang memiliki kuasa. Dia akan menganugerahkan kuasa kepada siapa yang dikehendaki dan Dia pula akan mencabut kuasa dari orang yang dikehendaki. Dia akan memulyakan orang yang dikehendaki serta menghinakan orang yang dikehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu:"(QS Ali Imran :26).

 Maka kita harus segera move on dari masalah pemilihan pemimpin. 

Mari segera fokus dengan yang lain. Jangan sampai kita terus asyik dan menyibukkan diri dengan bahasan masalah ini sehingga menguras energi dan merusak produktifitas kita. Entah itu produktifitas dalam bekerja meraih rizki kita, apalagi sampai merusak produktifitas amal kita dalam beribadah.  

Allah SWT berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

 Artinya:"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain:"(QS  Al Insyirah :7).

 Yang terakhir saya mengingatkan mungkin diantara kita ada yg terpilih menjadi anggota dewan atau pejabat semoga dapat menjalankan amanah,karena sejatinya amanah itu berat.

Allah SWT berfirman:

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ 

 Artinya:"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh:"(QS Al Ahzab :72).

 Demikian yang bisa kita pelajari semoga kita tidak salah memilih pemimpin sehingga dapat membawa negeri kita semakin baik,semakin maju dan menjadi baldatun toyibatun warofun ghofur.Aamiin.

Posting Komentar untuk "SETELAH PEMILU TETAP JALIN SILATURROHIM "