Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERISTIWA BESAR DI BULAN RAJAB



 Seandainya kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog Rasulullah saw dengan Allah SWT. tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya.

 Allahu Akbar, ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada di Syurga. Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini. tentu akan berlinang air mata ketika mengetahui yang sejatinya.

 Singkat kisah, pada malam itu Jibril As mengantarkan Rasulullah saw naik Sidratul Muntaha. Namun Jibril tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril As pun mengatakan kepada Rasulullah saw untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya.Rasulullah saw pun melanjutkan perjalanan sambil terkagum-kagum melihat indahnya Istana Allah SWT hingga tiba di Arsy.

 Percakapan Rasulullah Dengan Allah SWT setelah sekian lama menjadi Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad saw berhadapan dan berbincang secara langsung dengan sang Khaliq-nya.

 Bayangkan, betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, MasyaAllah. Inilah percakapan antara Nabi Muhammad saw dengan Allah Subhanahu wata’ala.

 Rasulullah saw pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah SWT:"Attahiyatul Mubarakatush Shalawatu Thayyibaatulillah" yang artinya Semua penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah.Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya, "Assalamu’ alika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wa barakaatuh. Yang artinya "Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunianya".Mendapakan jawaban seperti ini, Rasulullah saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya. Inilah yang membuat kita sangat terharu. Beliau menjawab dengan ucapan :"Assalamu’alaina wa’ala ibadillahish shalihiin"= Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih.

 Bacalah percakapan mulia tersebut sekali lagi, itu adalah percakapan sang khaliq dan hambanya. Sang Pencipta dan Ciptaan-nya dan beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain. Dan lihat betapa Rasulullah saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita beliau di hadapan Allah SWT.

 Melihat peristiwa tersebut, para malaikat yang menyaksikan dari Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum. Betapa Rahman dan Rahim Allah SWT, betapa mulianya Nabi Muhammad saw. Kemudian para malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan:"Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu", yang artinya Kami bersaksi bahwa tiada illah selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.

 Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa tersebut menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi tahiyat awal dan akhir. Yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.

 Berapa banyak diantara kita ummat Islam yg sholatnya masih terburu buru, Sholat kita masih seperti dikejar kejar sesuatu hal, mari kita utamakan Kuantitas yg banyak.Tapi kita banyak lupa bahwa Ibadah itu bukan mengejar target tapi utamakan Kualitas atau mutu ibadah sholat itu sendiri.

 Bisa kita bayangkan kalau setiap bacaan dipercepat kita kehilangan dialogh dengan Allah dalam Alfatihah,Kita kehilangan do'a yg banyak macam, setiap duduk diantara dua sujud, kita kehilangan nikmat sholat Apa lagi Ketika dialogh antara Allah dan Rosul disetiap tahhiyat. Yang lebih sayang lagi kita kehilangan tuma'ninah didalam sholat,Sementara sholat yg tidak tuma'ninah dianggap belum sholat.

 Sementara Kewajiban mengerjakan setiap gerakan shalat dengan tuma'ninah ini didasarkan pada salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Keterangan itu salah satunya tertulis dalam kitab Al-Tahdzib Fi Adillati Matnil Ghayah Wat Taqrib karangan Musthafa Daib Al-Bigha Al-Maidani Al-Dimasyqi Asy-Syafi’i.

 Dari sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata: "Sesungguhnya Rasulullah saw satu ketika masuk masjid. Kemudian ada seorang laki-laki memasuki masjid itu dan ia pun shalat. Lalu, orang itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw pun menjawab salamnya dan bersabda: Kembalilah dan ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat (dengan shalat yang sah)!"

 Kemudian laki-laki itu pun kembali dan mengulangi shalatnya seperti semula. Kemudian ia datang kembali menghadap Nabi Muhammad saw sambil memberi salam kepada beliau. Maka Rasulullah saw bersabda: Wa’alaikas salaam." Kemudian beliau bersabda: Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum shalat! "Sehingga ia pun mengulanginya sampai tiga kali. Maka, laki-laki itu berkata, Demi Zat yang mengutus anda dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari shalat seperti ini, maka ajarilah aku."

 Beliau Nabi Muhammad saw pun bersabda: Jika kamu berdiri untuk salat, maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar tuma'ninah (tenang dan mapan) dalam rukuk itu, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak lurus (i'tidal), kemudian sujudlah sampai engkau tuma'ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk  hingga tuma'ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian lakukanlah semua itu di seluruh rakaat salatmu:"(HR  Imam Bukhari dan Imam Muslim).

 Berdasarkan hadis yg telah kita baca tadi, para ahli fikih menyimpulkan setidaknya ada empat gerakan rukun dalam salat yang wajib tuma’ninah yaitu:

1. Tuma'ninah ketika rukuk.

2. Tuma'ninah ketika i'tidal.

3. Tuma'ninah ketika sujud.

4. Tuma'ninah ketika duduk di antara dua sujud.

 Sementara itu, dalam kitab Fathul Qarib, Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazi menekankan bahwa tuma’ninah saat sujud tidak cukup hanya menyentuhkan kepala ke tempat sujud, melainkan harus ditekankan sekiranya beban kepala mengenai tempat sujud.

Jadi, seandainya ada semacam kapas yang diletakkan di bawah kepala yang bersujud itu niscaya akan ada cekungan bekas tekanan.

 Dengan demikian, ketika seseorang shalat, sebelum berpindah ke gerakan selanjutnya maka seharusnya tidak tergesa-gesa dan melakukan tuma’ninah atau diam sejenak dalam empat gerakan di atas kira-kira lamanya setara dengan ketika mengucap subhanallah.

 Semoga moment isro'Mi'roj ini bisa jadi acuan untuk kita semua agar kedepannya lebih memperhati kan Tuma'ninah disetiap sholat.

Posting Komentar untuk "PERISTIWA BESAR DI BULAN RAJAB"