Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENYONGSONG HARI BESOK YANG LEBIH BAIK

 MENYONGSONG HARI BESOK YANG LEBIH BAIK

 Lembaran lembaran baru, dibuku catatan harian kita,  buku catatan yang mungkin belum pernah kita memulainya, belum pernah kita  mencatatnya.

Bahkan boleh jadi kita belum tentu mau  mencatatnya, dia adalah buku catatan saldo dosa dosa kita kepada Allah, dosa dosa kita kepada orang tua, dosa dosa kita kepada keluarga,dosa dosa kita kepada kerabat, tetangga, sahabat dan orang orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.

 Sanggupkah kita  mencatatnya tatkala hendak tidur malam,ingat ingatlah kembali sejak pagi tadi dosa apa saja yang kita perbuat, tulislah dibuku catatan amal keburukan kita dan penting di ingat bahwa yang kita catatat hanyalah kesalahan dan dosa dosa,bukan berupa kebaikan kebaikan ,karna kebaikan kebaikan justru harus kita lupakan,jangan pernah ceritakan tentang kebaikan kebaikan kita,karna boleh jadi sum'ah yang kita anggab aman,padahal jika termasuk sum'ah didalamnya maka kebaikan akan berubah menjadi fatamorgana , untuk itu marilah kita lupakan segala bentuk kebaikan yang pernah kita lakukan,semoga kebaikan kebaikan tersebut diterima Allah ta 'ala.

 Disebutkan dalam sebuah hadits

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40.

 Dahulu kala hiduplah seorang anak laki-laki. Dia cerdas, berbakat dan tampan. Namun, ia sangat egois dan emosional, karena hal itu, tidak ada seorang pun yang ingin menjadi temannya. Seringkali dia marah dan mengatakan berbagai hal yang menyakitkan bagi orang di sekelilingnya.

Orang tua anak itu sangat prihatin dengan sifat tempramen anaknya. Mereka berpikir apa yang bisa mereka lakukan untuk anaknya itu. Suatu hari ayah menemukan sebuah ide. Kemudian dia memanggil anaknya dan memberinya palu dan sekantong paku.

Sang ayah mengatakan, “Setiap kali kamu marah, ambilah paku dan drive ke pagar tua sekeras yang kamu bisa”.

Pagar itu sangat sulit di tembus oleh paku dan palu pun terasa sangat berat, namun karena anak itu begitu marah, hari pertama ini dia telah berhasil memasang 37 paku.

Hari demi hari, minggu demi minggu, jumlah paku secara bertahap berkurang. Setelah beberapa waktu, anak itu mulai memahami bahwa memegang emosinya mudah, seperti menancapkan paku ke pagar.

Suatu hari anak itu tidak perlu palu dan paku lagi karena ia belajar menahan emosinya dengan sempurna. Jadi ia menghampiri ayahnya dan menceritakan tentang prestasinya itu.

Ayah pun bangga dengan prestasi anaknya, kemudian dia berkata, “Bagus Anakku, coba sekarang setiap kali kamu marah sepanjang hari, cabutlah paku yang sudah kamu pasang satu persatu,” perintahnya.

Tanpa pikir panjang anak itu pun menuruti perintah ayahnya itu. Banyak waktu telah berlalu. Akhirnya anak itupun berhasil mencabut semua paku. Kemudian ia kembali menyampaikan hal ini kepada ayahnya.

Kemudian ayah mengajak anaknya untuk melihat pagar yang telah dikerjakan oleh anaknya itu, dan berkata “Kamu melakukan pekerjaan yang baik anakku, tapi cobalah perhatikan lubang bekas paku di pagar. Pagar itu tidak akan kembali menjadi utuh.

“Hal yang sama terjadi ketika kamu mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang-orang. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati mereka seperti lubang-lubang di pagar ini. Walaupun kamu telah mengatakan penyesalan, bekas luka tidak akan hilang. Ingatlah Nak, kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa cinta dan hormat”.

Allah berfirman

 رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” 

Sesuatu yang sudah dikeluarkan dan takkan pernah dapat dikembalikan dia adalah lisan. Semoga lembaran  lembaran baru dibuku catatan keburukan kita tahun ini dan tahun tahun berikutnya sampai Allah berkata pulang,tidak terdapat lagi saldo dosa dosa yang menggunung dan belum kita tobatkan kepada Allah

Aamiin ya Robbal Aalamiin.

Posting Komentar untuk "MENYONGSONG HARI BESOK YANG LEBIH BAIK"