MENGENAL AKAN DIRI SENDIRI DAN 3 SIFAT MANUSIA

Mengenali diri pribadi adalah sendi mengenal akan adanya Allah subhanahu wata'ala. Imam Ghazali di dalam kitab Kimiya'us Sa'adah mencuil hadis Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam, yang berbunyi seperti berikut:

ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه

Artinya:"Barang siapa yang mengenali dirinya, sungguh ia mengenal mengenal Tuhannya"

Oleh karena itulah, mengenali diri pribadi begitu penting dilakukan seorang muslim. Kendati demikian, pengenalan diri tidak semata-mata hanya sekedar lahiriah.

Pengenalan diri dilakukan lebih dalam lagi, seumpama menanyakan siapa saya dan dari mana saya datang, ke mana saya akan pergi, apa tujuan saya di datangkan di dunia ini dan kemana nantinya tujuan akhir hidup saya??..

Mengenali diri pribadi bisa dimulai dengan cara mengenal 3 sifat pribadi manusia, sebagaimana dikelompokan oleh Imam Ghazali.

1)_Pertama, sifat hayawan (binatang) atau shifatul baha'im. Sifat binatang adalah sifat makhluk hidup dengan aktifitas kebutuhan biologis seperti tidur, makan, minum, kawin, dan sebagainya.

Manusia memiliki sifat shifatul baha'im yang bersifat alamiah, dan sering disebut untuk mengamankan hidupnya (bertahan hidup).

2)_Kedua, sifat setan atau shifatusy syayathin. Sifat ini digambarkan dengan kejelekan seumpama megobarkan kejelekan,tipu muslihat,bohong, dan sebagainnya.

3)_Ketiga, sifat malaikat atau shifatul malaikah. Sifat malaikat adalah sifat yang senantiasa memuji, merenungi, dan mengindahkan petunjuk dan perintahnya Allah subhanahu wata'ala.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, diri kita memiliki kemauan untuk menjalankan sifat hewan dan sifat setan. Kendati demikian, seorang muslim harus senantiasa berusaha untuk mengendalikan sifat hayawan dan sifat setan,agar kita tidak sama dengan hewan dan setan dalam hal persifatan yang ada.

Setelah mengendalikan dan meninggalkan sifat yang yang kurang baik, seorang muslim bisa meniru dan menjalankan sifat malaikat yang diridai Allah subhanahu wata'ala.

Selain mengenal tiga sifat di atas, kita juga harus mengenal bentuk dasar setruktur diri pribadi manusia. Imam Ghazali menamsilkan (menggambarkan) diri seseorang seperti kerajaan yang terdiri 4 (empat) struktur pokok, meliputi jiwa sebagai raja,akal sebai patih,syahwat sebagai pengumpul pajak,dan amarah sebagai tim keamanan.

1_Pertama, syahwat memegang peranan kecendrungan menarik manfaat, kenikmatan, dan keuntungan sebanyak-banyaknya. Syahwat berprilaku memperjuangkan memenuhi tujuan dan keinginan individu.

2_Kedua, amarah memegang peranan menjaga diri. Amarah bertabiat berani, namun menjurus ke perbuatan kasar dan radikal.

3_Ketiga, akal atau pikiran yang memegang peranan untuk berpikir,merumuskan, berimajinasi, menghafal, dan sebagainya. Akal berposisi seperti pengendali sifat amarah dan syahwat.

4_keempat, vitalitas nyawa atau hati seperti pengendali dari akal.

Akal memegang kemauan buruk yakni bertindak liar sehingga mengeluarkan berbagai tipu muslihat bagian dari syahwat dan amarah. Oleh karena itu, diperlukan hati nurani yang suci sebagai pengendali akal yang baik dan benar.

Untuk menggapai vitalitas jiwa yang mampu mengendalikan akal, diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh yang disebut olah rohani (mujahadah). Proses vitalitas mengolah akal akan mengeluarkan sinar ilahi yang menunjukan isyarat orang tersebut bertanda orang yang baik.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya:"Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan,"(QS Al-Ankabut 29:69).

Itulah tiga sifat manusia dan empat struktur pokok diri manusia yang harus kita pelajari dan kita tanamkan pada diri masing-masing agar hidup kita bisa menjadi baik. Semoga Allah subhanahu wata'ala rido atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin akur robbal 'alamiin. _(9)