KISAH MISTIS DAN MITOS PENAMAAN GUNUNG SINDORO DAN GUNUNG SUMBING JAWA TENGAH

Gunung Sindoro merupakan gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah. Kita yang menyukai perjalanan petualangan akan merasa ada yang belum lengkap jika belum datang ke sini.

Dilihat dari legendanya, Gunung Sindoro selalu dikaitkan dengan Gunung Sumbing. Nama kedua gunung ini konon merupakan nama dua anak saudara kembar, yang menurut warga sekitar merupakan legenda asal muasal nama kedua gunung tersebut.

Cerita dimulai dari sebuah keluarga dengan anak laki-laki kembar. Sang ayah bekerja sebagai petani, sedangkan sang ibu mengurus rumah dan anak kembarnya. Namun terkadang ibu juga menemani ayah untuk ikut bekerka di ladang.

Rutinitas keluarga ini ketika bekerja sangat giat, rajin dan katagori pekerja keras. semua itu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia berangkat kerja pada pagi hari, pulang pada sore hari, dan untuk malam hari di sempatkan beristirahat bersama keluarganya. Sama seperti kehidupan petani pada umumnya.

Namun sayangnya si kembar ini selalu bertengkar hebat setiap harinya. Mereka bahkan bertengkar tentang hal-hal sepele sajapun di pertengkarkan. Meski setiap hari orang tuanya tak henti-hentinya mencegah dan menasihati anak-anaknya agar tidak bertengkar, ribut karena masih sama-sama saudara sekandung sendiri, tapi hal itu seolah-olah tidak di perhatikan oleh sang anak-anak mereka.

Hingga suatu hari, karena terlalu marah, orang tuanya memukul kedua anaknya karena terus bertengkar yang tidak jelas masalahnya. Hingga salah satu dari si kembar mengalami luka robek di bibirnya, namun saat pulih dari lukanya, bibirnya terdapat belang imbas dari luka robek di bibir yang bekas tamparan dari sang ayah. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah "Sumbing".

Belakangan nama si kembar di abadikan menjadi nama sebuah gunung yang saling berdekatan, yakni Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Gunung Sindoro digambarkan sebagai anak yang santun. Karena kata "Ndoro" dalam bahasa Jawa berarti sopan, makanya disebut juga Si Ndoro.

Sedangkan Gunung Sumbing menggambarkan seorang anak yang bibirnya robek akibat pukulan ayahnya.

Apakah itu benar atau tidak. Yang pasti masyarakat setempat mempercayai cerita rakyat tersebut adalah sejarah atau legenda, kenapa kedua gunung tersebut adalah dinamakan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Mengenai sejarah letusan gunung berapi ini, hampir belum ada informasi yang pasti mengenai letusan pertama Gunung Sindoro ini. Namun katanya letusan pertama gunung ini konon terjadi pada abad ke-19 Masehi. Seperti yang tertulis dalam buku pelajaran IPS untuk anak-anak sekolah.

Kita yang pernah mendaki Gunung Sindoro pasti mengetahui jalur pendakian melalui Alang-Alang di Anggrunggondok, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo. Jalur ini konon ceritanya memiliki suasana mistis yang kental dan bisa membuat kita merinding. Banyak orang mengaku mendapat pengalaman mistis di jalur pendakian gunung ini. Namun yang paling terkenal adalah kisah mistis seorang pendaki yang bernama Anastasya.

Menurut beberapa nara sumber berita yang valid, ceritanya ada seorang pendaki wanita bernama Anastasya dan tiga rekannya melakukan pendakian pada tanggal 3-4. pada bulan Agustus 2019 ke Gunung Sindoro.

Jadi sekitar jam 1 siang para pendaki turun dari Pos III. Namun mba Anastasya merasakan ada yang aneh saat mendekati plang petunjuk jalan nomor13. Ia merasakan ada yang mengikutinya hingga tubuhnya terasa berat.

Saat sampai di plang petunjuk jalan nomor 12, tiba-tiba kaki mba Anastasya terasa pegal, nyeri dan tentu saja berat. kita mungkin berpikir, "Mungkin karena ada luka goresnya". Namun anehnya ketika di periksa, tidak ada luka sama sekali pada kaki mba Anastasya tersebut. Dipaksakan berjalan lagi karena merasa kuat, mba Anastasya akhirnya menyerah. Ia pun meminta istirahat bersama rekan-rekannya.

Kemudian salah satu teman dari mba Anastasya, yang bernama Afrizal pergi terlebih dahulu untuk mengisi persediaan bekal air minumnya, lalu ia pergi berangkat ke mata air yang kebetulan paling dekat dengan tempat peristirahatan mereka. Namun setelah di tunggu berjam-jam Afrizal tak kunjung kembali. Alhasil dua orang temannya yang sedang menunggu Afrizal sedang mengambil air menjadi panik dan akhirnya menyusul Afrizal ke sumber mata air tersebut.

Alih-alih bukanya melihat Afrizal, Mba Anastasya malah melihat sosok hitam setinggi pohon pinus berbadan besar. Jaraknya sekitar 5 meter dari tempat Afrizal mengisi air minum. Sosok tersebut boleh dikatakan mengenakan jubah berwarna putih yang mencapai tanah.

Penduduk setempat mengatakan, sosok tersebut kerap muncul jika ada yang mengganggunya. Tapi menurut warga, makhluk ini sebenarnya baik banget, kalau dapat melihatnya bisa membawa keberuntungan, seperti yang dibuktikan sendiri oleh mba Anastasya. Bahkan rasa sakit yang dia rasakan sebelumnya, kata mba Anastasya tiba-tiba hilang dengan sendirinya.

Nah, Afrizal pun mengaku sempet tak melihat teman-temannya saat datang di sumber air tersebut. Seolah-olah pandangannya tertutup hijab. yang lebih aneh lagi bahkan, Afrizal mendengar suara sinden yang melantunkan lagu Jawa, suaranya begitu jelas terdengar kelihatan deket tapi ketika di tengok kanan-kiri sosoknya tidak ada. Lagi pula kalo secara logika pesinden siapa sih yang mau nyinden di tengah hutan?.

Selain kedua hal gaib tersebut, suasana mistis Gunung Sindoro juga terdapat adanya bunga edelweis yang konon critanya merupakan bunga abadi. Menurut warga sekitar, bunga ini dijaga oleh para bidadari.

Bahkan, bunga edelweis memiliki wangi yang melebihi parfum yang termahal saat ini, dan terlebih lagi, bunganya bisa bertahan hingga 3 tahun. Itulah sebabnya bunga ini dianggap sebagai "bunga abadi".

Nah, itulah sepenggal asal-usul nama kisah Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang di ceritakan oleh para pendaki dan warga setempat, untuk para wisatawan yang datang ke Gunung ini jagalah alam sekitar kita, berbuat baik, jaga budi pekerti dimanapun kita berada, jangan lupa selalu berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala untuk keselamatan dunia dan akherat kita semua. Aamiin. _(1,879)