Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Ikhlas Dalam Beramal dan Beribadah

Pentingnya Ikhlas Dalam Beramal dan Beribadah

 Ikhlas merupakan salah satu rahasia hati yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun. Ikhlas artinya hati yang tulus atau hati yang suci.Ikhlas juga bisa diartikan memberi tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain.

 Secara terminologi arti ikhlas adalah mensucikan hati dan berharap keridhaan Allah.Dengan kata lain, ketika beribadah, hati tidak boleh diarahkan kepada selain Allah.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ikhlas artinya mempunyai hati yang suci dan bersih.

 Dalam QS Al A'raf dikisahkan bahwa setan berbicara dengan sombong kepada Allah:

قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ

Iblis berkata, “Karena Engkau telah menyesatkanku sehingga aku tidak melaksanakan perintah-Mu bersujud kepada Adam, maka aku benar-benar akan menghalang-halangi keturunan Adam dari jalan-Mu yang lurus. Aku akan memalingkan dan menyesatkan mereka dari jalan-Mu sebagaimana aku yang tersesat (berpaling) dari sujud kepada bapak mereka, Adam.

lanjut ayat 17, Kemudian aku benar-benar akan mendatangi mereka dari segala arah untuk menggoda mereka supaya enggan terhadap urusan Akhirat dan bersemangat terhadap urusan dunia, untuk melontarkan keragu-raguan di dalam hati mereka dan membuat hawa nafsu mereka tampak baik di mata mereka. Dan Engkau -wahai Rabb kami- akan mendapati sebagian besar dari mereka tidak bersyukur kepada-Mu, karena aku telah mengarahkan kekafiran kepada mereka. _keterangan:"(QS Al A'rof :16-17).

 Inilah Ancaman Setan.Setan mempunyai banyak cara untuk  mengalahkan manusia, namun ia tidak mempunyai kuasa melawan orang yang tulus.

Dalam QS Al-Hjr Alloh subhanahu wata'ala berfirman: 

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَإِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Setan berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”(QS  Al Hjr :39-40)

" Banyak orang baik yang  telah meninggal dunia, sehingga kami mengingatnya dengan banyak sifat-sifat yang mulia.Salah satunya adalah keikhlasannya.Ikhlas menjadi sebuah karakter yang berkaitan dengan kepribadiannya ketika ia berjuang, mengorbankan dirinya, demi kepentingan agama, bangsa, dan negara.

 Terkait soal keikhlasan, Profesor.Dr Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak menjelaskan tentang pengertian ikhlas dan apa saja  kriteria ikhlas.

 Secara bahasa, kata ikhlas di atas adalah khalasa yang artinya bersih, murni, tidak tercemar.Secara istilah, berarti berbuat baik hanya dengan harapan ridha Allah SWT.

 Namun persoalan ikhlas itu tidak ditentukan oleh ada atau tidak adanya imbalan materi, tetapi ditentukan tiga faktor yakni: 

1)_Niat yang Ikhlas (Ikhlas Anniyah).Dalam Islam, unsur niat sangatlah penting.Segala sesuatu yang dilakukan umat Islam harus dilandasi tujuan mencari keridhaan Allah SWT. innamal a'malu binniyat (Sesungguhnya setiap perbuatan bergantung pada niat).

 2)_Berbuatlah sebaik mungkin (Itqaan Al-amal).Seorang muslim yang yakin bahwa dirinya ikhlas dalam melakukan sesuatu, wajib membuktikannya dengan melakukan perbuatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan tidak sembarangan.Amal tidak ada kaitannya dengan honor atau imbalan sehingga salah bila ada yang memahami bahwa apabila bekerja tanpa mendapatkan honor maka dapat bekerja sesuka hati tanpa memperhatikan kualitas kerja.

 "(Sesungguhnya Allah SWT menyukai, bila seseorang beramal, dia melakukan dengan sebaik-baiknya.(HR Baihaqi)".

 3)_Pemanfaat hasil usaha dengan sebaik–baiknya (Jaudah Al-'ada).Seorang muslim yang telah merasakan kedua unsur keikhlasan di atas, yang pertama diawali dengan niat dan dilanjutkan dengan usaha, maka ia akan memperoleh hasil dari kedua unsur tersebut sehingga ia harus memanfaatkannya sebaik-baiknya dalam ikhtiar yang lain.Seperti halnya seorang siswa belajar dan memperoleh ilmu, maka ilmu yang diperoleh itu perlu dipraktekkan dengan ikhlas.

Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya dengan segala keikhlasan dan hanya beramal shaleh  dengan harapan ridha Allah.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan/mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS Al Bayyinah 98: 5).

 Begitu pula dalam QS Al An'am Allah subhanahu wata'ala berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Katakanlah : sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam:"(QS Al An’am 6: 162),

 Hanya dengan keikhlasan maka ibadah apapun akan diterima oleh Allah SWT.Seorang mukhlish tidak akan pernah berbangga jika berhasil dan tidak akan berputus asa jika gagal.Orang yang ikhlas akan selalu semangat beramal.Pujian tidak mempengaruhinya dan celaan tidak mempengaruhinya.Yang dia cari hanyalah keridhaanTuhan.

 Namun orang yang tidak ikhlas akan cepat membiarkan dirinya terpengaruh dan lupa diri ketika menerima pujian dan cepat menyerah dalam menghadapi segala rintangan dalam perjuangannya.

 Namun yang  harus selalu kita waspadai adalah sifat riya.Apa itu Riya?Itu kebalikan atau lawan dari keikhlasan.Riya melakukan sesuatu bukan karena Allah melainkan karena ingin dipuji atau karena alasan lain.

 Rasulullah menganggap nama Riya sebagai syirik kecil.

 Dan dia sangat khawatir dengan syirik kecil yang terjadi pada umatnya.

 Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ  

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.:(HR Ahmad).

 Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah kita agar kita menjauhi sifat riya dan termasuk orang-orang yang ikhlas dalam beribadah. _(71)

Posting Komentar untuk "Pentingnya Ikhlas Dalam Beramal dan Beribadah"