Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HINDARI DARIPADA AIB DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

HINDARI DARIPADA AIB DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

  Menjelang pemilu 2024, kita mulai melihat tayangan-tayangan di berbagai media sosial dan televisi. terkait adanya agenda pesta Demokrasi di berbagai pelosok seluruh Indonesia. Tak terkecuali  media sosial berupa Fb,WA,Instragam dll, berbagai informasi mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat baik kalangan atas sampai bawah. Hal ini menunjukkan baik-baiknya keadaan  negara yang menganut prinsip demokrasi.

  Namun di sisi lain, salah satu dampak negatif dari program lima tahun ini adalah betapa mudahnya seseorang, baik di kehidupan nyata maupun di media sosial, mulai melontarkan tuduhan dan mempermalukan pihak yang tidak sependapat dan disenangi oleh dirinya. mereka mencari-cari kesalahan orang lain, menyebarkannya bahkan berujung pada fitnah dan kebohongan. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Allah subhanahu wata'ala memperingatkan dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

 Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang:" (QS Al-Hujurat :12).

 Sesuai larangan Allah subhanahu wata'ala, Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam juga melarang membeberkan aib orang lain. Seperti yang dia sabdakan:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا

 Artinya:"Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara:"(HR  Bukhari).

   Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata aib mempunyai arti malu,cela,noda,kekeliruan atau kesalahan. Rasa malu bisa berupa peristiwa,situasi, atau sesuatu penjelasan. Seringkali rasa malu yang dimiliki seseorang atau orang lain, secara sadar atau tidak disadari di ceritakan kepada orang lain, bahkan diviralkan di media masa atau di media sosial. Aib atau rasa malu adalah sesuatu yang digambarkan sebagai hal buruk, yang negatif dan tidak terpuji. 

  Agar kita tidak mengumbar aib diri sendiri dan orang lain, kita harus punya setidaknya 2 pengingat untuk diri kita semua antara lain:

1)_ Yang pertama, selain memahami ayat dan hadits yang telah kita baca dan dijelaskan di atas, tentu secara psikologis tidak ada seorangpun yang ingin rasa malunya (Aibnya) tersebar. Termasuk diri kita sendiri. Maka sebelum kita mempunyai pikiran buruk untuk mempermalukan orang lain, pikirkanlah jika kita berada di posisi yang punya cela (Aib).

 2)_Yang kedua, kita juga harus tau bahwa keutamaan akan diberikan oleh Alloh subhanahu wata'ala kepada orang yang menutupi aib orang lain.

 Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

   Dan Artinya:"Barangsiapa menutupi Aib seseorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat:"(HR Muslim).

  Orang-orang yang hidup di dunia ini termasuk kita pasti pernah melakukan dosa atau kesalahan yang bisa membuat kita malu jika orang lain mengetahuinya. Kita bisa terlihat baik di mata orang lain hanya karena anugerah Tuhan yang menutupi rasa malu (Aib) kita. Jadi cobalah untuk menyembunyikan rasa malumu dan orang lain.

 Jadikanlah dosa-dosa yang sudah pernah kita lakukan sebagai perantara permohonan ampun kita untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata 'ala. Leburlah kesalahan-kesalahan kita,dosa-dosa kita dengan memperbanyak amal shaleh, memperbanyak istighfar, Dan ketika orang yang pernah berbuat maksiat, ketika sudah mendekatkan dirinya kepada Allah maka ia akan rendah hati (Tawadhu). Dan orang yang merasa tidak pernah berbuat dosa akan merasa bersih dan suci, lalu timbul sifat kesombonganya, dan perasaan suci. Naa'udzubillahi mindzalik. _(604.85)

Posting Komentar untuk "HINDARI DARIPADA AIB DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN "