Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Syekh Atas Angin dan Jejak Islam di Gunung Slamet Jawa Tengah

 PETILASAN MBAH ATAS ANGIN DI LERENG GUNUNG SLAMET

 Petilasan yang dikenal dengan nama Makam Mbah Atas Angin, ada yang bilang letaknya di Mata Air pitu_telu, sumber mata air panas di kaki Gunung Slammet.

 Petilasan Mbah Atas Angin di kaki Gunung Slamet menjadi misteri tersendiri.Tempat ini berjarak sekitar 15 km sebelah utara kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan tepatnya di kaki Gunung Slamet.

 Mbah Atas Angin dianggap sebagai orang pertama yang menemukan kawasan sumber air panas yang dikenal dengan nama pancuran Telu.

 Petilasan Mbah Atas Angin berbentuk ceruk kecil mirip gua yang bagian dalamnya dilapisi keramik putih. Persembahan dupa dan bunga memenuhi ruangan ini dan menciptakan suasana mistis.

 Nampaknya petilasan ini masih sering dimanfaatkan oleh warga lokal atau wisatawan untuk bermeditasi atau bertapa guna "mendapatkan keberkahan".

 Mbah Atas Angin sebenarnya adalah nama lain dari seorang ulama yang bernama Syekh Maulana Magribi yang menyebarkan Islam ke indonesia beliau berasal dari Turki Timur Tengah.

 Setelah beliau melihat petunjuk berupa cahaya, ia mengikutinya bersama muridnya yaitu Haji Datuk hingga sampai di tempat yang kini menjadi tempat petilasanya.

 Saat itu Mbah Atas Angin menderita penyakit gatal-gatal pada kulit yang hanya bisa disembuhkan di tempat yang memiliki tiga sumber air panas yaitu hanya ada di lokasi (pancuran telu) di Gunung Gora, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Slamet.

 Kisah Mbah Atas Angin inilah yang membuat Sumber Air Panas telu dinilai mampu menyembuhkan banyak penyakit kulit.

 Namun jika dilihat secara ilmiah, hal ini disebabkan oleh kandungan mineral yang ada di dalam air.

 Warna batunya yang coklat kemerahan menunjukkan bahwa setidaknya air panas pancuran Telu yang kaya akan unsur belerangnya.

 Demi kesehatan pengguna Air pancuran Telu, terdapat tanda peringatan bagi pengunjung untuk tidak berendam di Air Mancur Telu lebih dari 15 menit.

 Jika pengunjung selesai berendam air panas, pengunjung bisa beralih ke pancuran air dingin, tak jauh dari tempat berendam air panas di Air pancuranTelu.

 Tempat untuk mandi air panas kini juga terbagi menjadi dua bagian yaitu tempat mandi yang dibuat agar pengunjung dapat berendam air panas asli air pancuran telu yang terletak di ruangan tertutup dekat pintu masuk Pemandian air panas ini letaknya sekitar 500 meter sebelah selatan area petilasan Mbah Atas Angin.

 Yang satunya lagi masih asli, terletak di dekat mata air di lereng bukit dan telah diubah menjadi pemandian terbuka dengan tiga pancuran air panas asli, maka dinamakan Air pancuran Telu.

Air pancuran telu di yakini sebagai obat penghilang penyakit gatal-gatal dan sejatinya setip penyakit itu memang ada obatnya.seperti apa di dawuhkan oleh nabi bahwasanya.

Rosululloh saw bersabda:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR  Muslim).

Posting Komentar untuk "Kisah Syekh Atas Angin dan Jejak Islam di Gunung Slamet Jawa Tengah"