Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KELUARGA IDEAL ADALAH PILAR KEKUATAN BANGSA DAN NEGARA

KELUARGA IDEAL ADALAH PILAR KEKUATAN BANGSA DAN NEGARA

 Kita bisa mencermati bersama-sama masalah keharmonisan sebuah keluarga,karena ini merupakan hal yang sangat menarik dan sangat penting untuk  kita semua perhatikan. Untuk apa? Sebab pada hakikatnya  keluarga adalah komunitas terkecil, miniatur negara.

 Wujud sejati suatu bangsa  adalah keluarga, dan dalam hal ini tidak berlebihan jika dikatakan bahwa keluarga adalah fondasi suatu bangsa. Jika keluarga rukun dan damai, maka negara juga akan rukun dan damai. Sebaliknya jika sebuah keadaan keluarga  tidak seperti itu, yaitu keluarga ruwet,kacau,amburadul,dan tidak harmonis, maka dapat dipastikan keadaan bangsa juga sedang menghadapi permasalahan yang serius.

 Keluarga ideal sesungguhnya adalah keluarga yang hangat,harmonis dan penuh kebahagiaan. Sejuk dan menenangkan karena dilandasi cinta dan kasih sayang. Harmonis karena hubungan suami istri, orang tua dan anak terjalin erat dan saling melengkapi. Bahagia karena keinginan setiap anggota keluarga bisa terkabul dan menjadi kenyataan.

 Pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan keluarga kita menjadi keluarga ideal sehingga menjadikan bangsa kita  kuat?.

 Tidak ada cara lain untuk menciptakan keluarga ideal yaitu:

1. Memberikan pendidikan agama yang memadai. Minimal anak belajar membaca Al-Quran dan mendapat ilmu fardlu ain, atau kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi sebagai umat Islam. Itu adalah tugas orang tua. 

Apabila tidak mampu, hendaknya orang tua mempercayakan pendidikan anaknya kepada guru, ustadz atau kiai yang mampu. Seperti perintah Al-Quran dalam surat at-Tahrim (66) ayat 6:

Alloh subhanahu wata'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

 Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu:"(QS.at-Tahrim 66:6).

 Tentu saja memberi tahu anak semata tidak cukup, orang tua mempunyai kewajiban untuk terus merawat anak, mengingatkan dan mengawasi kebenaran tentang akidah, amalan ibadah dan 'adab atau etika sehari-hari anak.

 2.Orang tua harus memberikan teladan kepada anak-anaknya, baik dalam perilaku sehari-hari, dalam mengamalkan ajaran agama islam maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

 Jika orang tua menyuruh anaknya pergi ke masjid tentu saja orang tuanya juga pergi ke masjid.

 Para ayah melarang anaknya merokok, tentu saja karena mereka tidak merokok.

 Ibnur Rumi dalam sebuah syair menyatakan:

ومن قلّة الإنصاف أنّك تبتغي ال ٠ مُهَذَّبَالد نيا ولَسْتَ المهذَّب

Itu berarti:"Antara hal yang aneh adalah Anda menginginkan anak yang terdidik dalam kehidupannya di dunia, sementara Anda sendiri tidak terdidik.”

 3. Doakan selalu agar anak mendapat kemudahan, kelancaran dan kesuksesan dalam segala ikhtiarnya serta kebaikan dalam perilaku dan pergaulanya.

 Apalagi jika doa-doanya dibarengi dengan  tirakat seperti dalam bahasa Jawa, atau riyadlah dalam istilah Pesantren yang berarti melakukan ritual tertentu berupa olah jasmani dan rohani, untuk mencapai sesuatu Yaitu dengan  mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.

 Seperti  puasa senin kamis, salat tahajud atau membaca Al-Quran, sebagai wasilah atau perantara yang mempunyai kebaikan terhadap anak. Allah subhanhu wata'ala berfirman dalam surat al-Ma'idah (5) ayat 35:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥

 Cara:"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.”(QS Al-Ma'idah 5:35). 

Apabila upaya tersebut dilakukan oleh orang tua, tentu akan tercipta hubungan  yang erat dan kuat antara anak dan orang tua. Terkadang orang tua  berusaha mendidik dengan cara seperti ini namun anak tetap saja terkadang masih sulit untuk memahaminya, cuek bahkan ngeyel.

 Dalam keadaan seperti ini, sudah sepatutnya orang tua mengadu kepada Allah subhanahu wata'ala sang penciptanya dengan harapan Allah akan memberikan keputusan yang terbaik bagi sang anak.

 Ibarat keris atau tombak yang hanya berupa benda mati, karena pemilik yang membuatnya menghendaki “ampuh atau sakti” kepada Allah Ta’ala, jika diperintahkan “Berdiri!”, maka keris itu akan berdiri. dengan berdiri sendiri karena kuasa Alloh.

 Bukan karena ada khadam atau pelindungnya, melainkan karena kekuasaan yang diberikan Allah melalui riyadlah atau rialat dari pemilik yang memintanya kepada Alloh subhanahu wata'ala.

 Kiranya demikian jika kita memohon kepada Allah apa pun yang kita minta, termasuk agar anak kita mendapat kecerdasan, ketaatan, kesuksesan, dan sebagainya, dengan riyadlah, ketika kita meminta kepada Alloh untuk anak.maka anak akan bisa untuk “membaca Al-Quran, atau berdiri.sholat dll",dia akan segera melakukan apa yang kita suruh,disamping dia sadar bahwa orang tuanyalah yang menyuruh, dan juga karena dia merasa disemangati oleh "kekuatan gaib" yang mungkin tidak dia sadari. .

 Dengan ketiga hal tersebut kita bisa berharap agar keluarga kita bisa merasakan kedamaian, keharmonisan, dan kebahagiaan. Dan sebagai imbalannya, negara kita akan menjadi negara yang kuat dan aman, negara yang damai dan sejahtera:

 Semoga kita semua bisa memahami sepenuhnya apa yang sedang kita hadapi bersama. Dan semoga  Allah Ta'ala selalu menciptakan kondisi yang baik bagi kita dalam menjalankan segala ajaran agama-Nya (Agama Islam).

Amin. 

Posting Komentar untuk "KELUARGA IDEAL ADALAH PILAR KEKUATAN BANGSA DAN NEGARA"