Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JANGAN BERSEDIH ALLOH BERSAMA KITA BAGI YANG BER IMAN

JANGAN BERSEDIH ALLOH BERSAMA KITA BAGI YANG BER IMAN

 Kesedihan merupakan perasaan  tidak enak di hati yang disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa penyebab umum terjadinya kesedihan antara lain rasa kecewa terhadap sesuatu yang tidak kita inginkan, mengharapkan sesuatu yang tidak terwujud, ditinggalkan oleh orang yang kita cintai, atau bahkan kesedihan yang datang tiba-tiba tanpa kita sadari. Namun apa sebenarnya penyebab  kesedihan ini?

 Apapun penyebab kesedihan pasti ada solusinya masing-masing. Pada rangkuman kajian ini “Jangan bersedih, Allah bersama kita” yang akan kita bahas bersama, kita akan mempelajari empat penyebab kesedihan dan cara mengatasinya. 

1.Sedih karena dosa

 Dosa,baik disengaja maupun tidak disengaja, selalu merupakan perbuatan yang melanggar perintah Allah subhanahu wata'ala. Ketika hati kita dipenuhi dengan dosa, maka kita menjadi berpikiran sempit dan mudah kecewa, bahkan pada hal-hal yang seharusnya tidak membuat kita murung.

 Dosa kecil sekalipun bisa membuat hidup kita  tidak menyenangkan. Maka solusinya adalah hendaknya kita  segera bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala dan selalu berusaha  menjauhi segala dosa yang baru di hidup ini.  Sebagai manusia yang sering melakukan kesalahan dan dosa, betapapun besarnya dosanya, Allah subhanahu wata'ala akan selalu mengampuni hamba-Nya yang mau bertaubat. Sebagaimana Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam hadis qudsi,

عن أنس رضي الله عنه یقول:(قال الله تعالى: یا ابن آدم، إنك ما دعوتني قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم ورجوتني غفرت لك، على ما آان منك، ولا أبالي. یا ابن آدم، لو بلغت ذنوبك عنان السماء، ثم استغفرتني غفرت لك، یا ابن آدم، إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطایا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة ) رواه الترمذي وقال: حدیث حسن صحيح

Dari Anas bin Malik radhiallahu‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi).

 Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam QS Az-Zumar ayat 53:

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Artinya:"Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang:"(QS  Az-Zumar 39: 53).

 Jadi, jika hati kita sedih, gelisah dan kecewa karena dosa-dosa yang kita lakukan maka segeralah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala dan jangan berputus asa pada rahmat Allah subhanahu wata'ala, karena begitu besarnya kasih sayang-Nya.

 Allah subhanahu wata'ala akan selalu siap menerima taubat kita jika kita bertaubat dengan ikhlas.

 Maka marilah kita menjadi orang yang menjauhi dosa dan berusaha selalu dekat dengan Allah subhanahu wata'ala. Sebab dosa hanya akan memperburuk kondisi hati, menambah kesedihan, kekecewaan dan ketidakstabilan dalam hidup kita.

 2. Sedih karena tidak ada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari

 Ketika kita sering melupakan Allah subhanahu wata'ala bahkan tidak mengingat-Nya, maka Dia akan memasukkan dalam hidup kita hati yang sempit yang dipenuhi perasaan gelisah, sakit dan kebingungan tanpa kita ketahui penyebabnya. Inilah balasan bagi orang yang tidak mengingat Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS Thaha ayat 124:

Alloh subhanahu wata'ala berfirman:

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

Artinya: “Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS  Thaha 20:124).

 Dari ayat tersebut  Allah subhanahu wata'ala memperingatkan kita semua untuk selalu mengingat dan jangan pernah berpaling dari-Nya.

 Melupakan Allah subhanahu wata'ala seringkali menjadi awal dari kesedihan. Lalu obatnya apa ? Obatnya adalah dengan mendekatkan diri kepada-Nya, mengingat Allah  dalam hati kita dan merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita.

 Ingatlah terus Dia dalam hati kita dan pastikan bahwa Allah subhanahu wata'ala adalah Allahu nadziri (Allah sedang melihat kita), Allahu syahidi (Allah sedang mengawasi kita) dan Allahu qaribun minni (Allah berada di dekat kita).

 Allah subhanahu wata'ala selalu dekat dan Dia tidak pernah menjauh.

 Bahkan Allah subhanahu wata'ala juga berfirman dalam surat Qaf ayat 16 bahwa Dia lebih dekat daripada urat nadi kita.

 Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Artinya:“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”(QS  Qaf 50:16).

 Maksud dari ayat tersebut  sebenarnya Allah subhanahu wata'ala ingin kita menyadari betapa dekatnya Dia dengan kita. Lalu kenapa kita masih menyia-nyiakan kedekatan yang seperti ini? Sampai kapan kita akan mengesampingkan kehidupan ini dan melupakannya?

Ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi shollallohu 'alaihi wasallam:

 "Jika Tuhan kita dekat, maka kita akan berbisik kepada-Nya, atau jika Dia jauh, maka kita akan berseru kepada-Nya", maka turunlah ayat Allah subhanahu wata’ala dalam QS Al-Baqarah ayat 186:

Alloh subhanahu wata'ala berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS  Al-Baqarah  2:186).

Maka ketika ingin hidup tanpa terlalu banyak kesedihan,  mulailah dengan mengingat Allah subhanahu wata'ala dalam setiap keadaan.

 3. Kesedihan karena prasangka buruk terhadap kehidupan yang tidak ideal

 Ketika kita merasa  hidup ini tidak menyenangkan dan kondisinya tidak bersahabat. Namun  penting untuk diingat bahwa hidup  tidak pernah ideal bagi siapa pun. Kita tidak boleh berharap bahwa segala sesuatunya akan selalu berjalan sesuai keinginan kita.

 Misalnya Nabi Muhammad saw adalah seorang nabi yang sempurna, beliau tidak mengalami kehidupan yang ideal dan kehidupannya yang sempurna di dunia ini, nyatanya Nabi saw juga banyak menghadapi cobaan, tantangan dan kesedihan dalam hidup. Ketika Nabi Muhammad saw lahir, beliau tidak pernah mengenal bapaknya. Saat dia berumur 6 tahun, ibunya meninggal dunia dan 2 tahun kemudian kakeknya juga meninggal dunia.

 Ia menikah dengan Sayyidah Khadijah RA, seorang wanita yang sangat ia cintai, namun Sayyidah Khadijah juga meninggal dunia.

 Nabi Muhammad saw mempunyai 7 orang anak namun ketika beliau wafat pada  usia 63 tahun, hanya tersisa satu anak perempuan yang masih hidup. Bahkan dia sendiri yang menguburkan setiap anaknya yang meninggal satu persatu.

 Dia juga  diusir dari negerinya dan di sakiti oleh orang-orang se negrinya sendiri. Dalam hidupnya dia tidak mengalami kesempurnaan seperti yang kita bayangkan.

 Jadi, jika hidup kita dipenuhi dengan tantangan dan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti dibenci atau disakiti oleh orang lain,  hal ini merupakan hal yang wajar dalam hidup ini. Dunia ini adalah tempat sementara yang akan berakhir, sedangkan akhirat adalah tempat yang kekal. Dalam kehidupan ini ada kesulitan dan penderitaan, namun di kehidupan selanjutnya tidak ada kesulitan.

 Maka kapanpun kita merasa sakit, susah atau hidup  tidak ideal, ingatlah bahwa Allah subhanahu wata'ala memberikan kita ujian tersebut agar kita mengingat surga dan merindukannya akherat.

 4. Kesedihan akibat emosi negatif dalam diri kita

 Saat mengingat masa lalu, mungkin ada emosi buruk yang tidak bisa dilepaskan. Semua emosi negatif yang belum terselesaikan ini menumpuk dan menjadi beban, sehingga mudah terlepaskan meski hidup dalam berjalan baik-baik saja. Lalu obatnya apa untuk mengatasi kesedihan tersebut?

 Obatnya adalah dengan membersihkan hati. Caranya bagaimana? Salah satu caranya adalah dengan menangis. Dalam Islam, Allah subhanahu wata'ala tidak melarang kita untuk menangis, malah kita dianjurkan untuk banyak menangis. Untuk apa?

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا 

 Artinya:"Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk:"(QS  Al Isro' :109).

 Karena tangisan kita bisa menjadi ungkapan kerinduan kita kepada Allah subhanahu wata'ala.

 Ketika kita menangis dengan ikhlas, menangis dapat menyucikan jiwa kita. Menangis merupakan wujud taubat kepada Allah subhanahu wata'ala, ungkapan rasa syukur kepada-Nya, sekaligus wujud kerinduan kita akan Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam.

 Allah subhanahu wata'ala mengijinkan kita untuk menangis karena Dia mencintai kita. Menangis adalah salah satu cara untuk menyucikan jiwa dan memberi ruang di hati kita agar Tuhan senang berada di sana. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menyucikan jiwa dari emosi negatif itu.

 Bagaimana cara membersihkan hati? Salah satunya adalah bersolawat kepada Nabi Muhammad saw. Sholawat mampu membuat hati riang dan bahagia. Orang yang banyak bersholawat akan berkurang rasa cemasnya, segala beban hatinya akan terampuni kesalahannya dan di tinggikan drajatnya. Oleh karena itu, sholawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan salah satu obat yang membantu menghilangkan kesedihan dan beban hidup di hati.

 Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu,Rasulullah saw,bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR  An-Nasa’i, III/50).

BAROKALLOH



Posting Komentar untuk "JANGAN BERSEDIH ALLOH BERSAMA KITA BAGI YANG BER IMAN"