Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DI AKHERAT BERSAMA ORANG YANG KAMU CINTAI WAKTU DI DUNIA

DI AKHERAT BERSAMA ORANG YANG KAMU CINTAI WAKTU DI DUNIA

 Akankah mereka yang hidup di dunia ini kelak dipertemukan kembali dalam satu keluarga di surga, meskipun menurut pemikiran manusia, mereka telah dipisahkan oleh kematian dan dalam jangka waktu yang lama?.

 Dalam salah satu ayat Al Qur'an disebutkan bahwa mereka atau kita semua akan dipertemukan kembali di surganya Allah SWT. Selama kita yang hidup di dunia ini, kita masih mempunyai keimanan yang sama, yaitu keimanan kepada Allah SWT. Di sini diceritakan bahwa kelak kita akan menjadi satu keluarga di surga.

 Allah SWT berfirman:

وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِ يْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِئٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam Surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS At-Tur : 21).

 Dalam sebuah kisah, seorang A'raby mendatangi Rasulullah dan bertanya kepadanya:“Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu, ada orang yang mencintai suatu kaum, tapi amalannya tidak ada bandingannya dengan kaum tersebut?”

 Nabi menjawab:

الْمرْءُ مع منْ أَحَبَّ يَوْمَ الْقِيامةِ

“Seseorang itu beserta orang yang dicintainya pada hari kiamat.” (HR  Tirmidzi).

 Dari Ibnu Masud,sebuah hadis yang kurang lebih sama juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Juga menurut hadits yang diriwayatkan oleh Tabrani dari Ali,

 Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ

 “seseorang tidak akan mencintai suatu kaum kecuali akan dikumpulkan bersama mereka,"

 Apa maksudnya “mencintai seseorang”? Atau cinta macam apa yang bisa dimiliki seseorang terhadap orang yang dicintainya di hari kiamat kelak?

 Pertama, cinta karena faktor agama. Mencintai seseorang atau sekelompok orang karena ketakwaan atau ketaatannya kepada Alloh. Cinta seperti ini yang bisa membawa dirinya kumpul dengan orang yang dicintainya di akhirat nanti. Kecintaan terhadap Rasulullah akan berujung pada pertemuan dan bahkan kebersamaan kelak di surga. Demikian halnya cinta terhadap ulama, kiyai, ustadz dan orang-orang shaleh, semata-mata karena ketakwaan dan agamanya.

 Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi  kapan  hari kiamat akan tiba. Dia balik bertanya  kepada orang itu: “Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?” Beliau menjawab: “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya."Kemudian Nabi bersabda: “Engkau akan bersama orang yang kamu cintai."

 Anas bin Malik  tidak merasakan kebahagiaan yang lebih besar daripada mendengarkan sabda Rasulullah. “Aku sangat mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar dan aku berharap  bisa bersama mereka (di akhirat) karena cintaku pada mereka, meski aku tidak melakukan amal shaleh yang menjadi amalan mereka.”

 Kedua, menghendaki adanya bukti perbuatan. Oleh karena itu, mencintai seseorang berarti berusaha meneladani dan meniru perbuatan orang yang dicintainya. Misalnya, orang yang mencintai Nabi hendaknya berusaha meneladani perbuatannya beliau. Harus ada bukti dan upaya. Tindakan ini akan membawanya ke surga bersama Nabi. 

 Imam Hasan Al-Bashri seperti yang dikutip dalam kitab An-Nafais Al-'Uluwiyyah (halaman 44), dia pernah berkata:

“Jangan tergiur atau terbuai dengan hadits ‘seseorang di akhirat akan dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya’! Karena mereka  Yahudi dan Nasrani yang mencintai nabi nabinya, namun di akhirat mereka tidak akan bersama nabinya.maka beramalah seperti apa yang kalian cinta untuk beramal.

 Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadis Anas bin Malik:

وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

 “Dan barang siapa yang menghidupkan sunahku, maka dia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku akan bersamanya di surga”(HR Tirmidzi).

 Tanda dan bukti cinta  Nabi adalah dengan menaati dan menjalani hidup sesuai sunnahnya. Kualitas cinta itulah yang akan mengantarkan seseorang kepada Rasulullah di surga. Cinta tanpa tindakan hanyalah cinta yang salah.

 Inilah yang diminta Nabi ketika sekelompok orang mendatanginya dan berkata:“Demi cinta Allah ya Muhammad! Kami sungguh-sungguh mencintai Tuhan kami. Kemudian diturunkan ayat 31 surat Ali Imran.

Alloh subhanahu wata'ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah:Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.Alloh maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS.Ali Imran :31).

 Cinta kepada Allah adalah yang pertama dan paling utama. Dan hal ini harus dibuktikan dengan mencintai, mengikuti dan meneladani Nabi. Dan juga mencintai dan mengabdi kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan mencintai Rasulullah.

 Dengan kata lain, Nabi menasihati kita untuk berteman dengan orang-orang baik. Mencintai dan mengidolakan orang-orang yang saleh. Sebaliknya jangan berteman, menyayangi, apalagi mengidolakan orang yang tidak baik tidak sholeh.

 Mencintai orang yang mentaati Allah dengan penuh kasih telah diberi pahala. Mencintai mereka dan meneladani tindakan mereka akan membawa kita bergabung dengan mereka di surga.

 Wallahu a'lam. 



Posting Komentar untuk "DI AKHERAT BERSAMA ORANG YANG KAMU CINTAI WAKTU DI DUNIA"