Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CARA ROSULULLOH MEMBUAT MASJID YANG RAMAH ANAK

CARA ROSULULLOH MEMBUAT MASJID YANG RAMAH ANAK

 Dalam Islam, anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran agama yang baik. Salah satunya adalah pelajaran tentang sholat. Dalam Islam shalat merupakan kewajiban  setiap umat Islam dan hendaknya diajarkan kepada anak sejak dini agar selalu mengingat shalat dan melaksanakannya hingga dewasa.

 Dalam hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam Tirmidzi, Nabi saw berpesan agar orang tua  mulai mengajarkan  shalat kepada anaknya sejak usia tujuh tahun. Jika anak tidak mau  shalat,  orang tua bisa memukulnya sebagai bentuk pendidikan. Namun pukulan harus dilakukan dengan cara yang tidak melukai anak. Namun perlu diperhatikan bahwa hadis ini tidak menganjurkan orang tua untuk memukul anaknya secara berlebihan. Pemukulan hanya digunakan sebagai bentuk pendidikan terakhir jika sang anak tidak mau shalat setelah mendapatkan nasehat dan teguran. Tujuannya adalah agar kita merasa bertanggung jawab dalam hidup kita.

  مُرُوْا أَبْنَاءَكُمْ بِالصَّلاَةِ لِسَبْعٍ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرٍ   

 Artinya:"Perintahkanlah anak-anak kalian sewaktu berumur tujuh tahun. Dan pukulah mereka jika tidak mau melaksanakannya swaktu umur sepuluh tahun."

 Agar anak mencintai dan menunaikan shalat, anak harus dibawa ke masjid.Hakekatnya masjid bisa menjadi tempat ideal bagi anak untuk belajar tentang agama dan etika. Namun tidak semua masjid ramah terhadap anak-anak. Oleh karena itu, perlu diciptakan masjid  ramah anak. Salah satu cara mewujudkan masjid  ramah anak adalah dengan meneladani etika Nabi Muhammad saw. 

Nabi Muhammad saw sangat menyayangi anak-anak.lebih dari itu Rasulullah juga memberikan contoh dan  teladan dengan menciptakan masjid yang ramah untuk anak-anak. Praktek yang dicontohkan Rasulullah ini bisa menjadi panduan bagi kita semua, khususnya para pengurus masjid [DKM], untuk mewujudkan masjid ramah anak.

 1)_Pertama, di masjid, Rasulullah selalu menyayangi anak-anak. Beliau mengizinkan anak-anak bermain di masjid. Suatu hari, Nabi saw melihat anak-anak  bermain di masjid. Ia tidak marah dan melarang, namun membiarkan mereka bermain. Bahkan beliau juga bermain dengan mereka.(HR Bukhari dan Islam).

Suatu hari ada anak-anak yang bermain Perang-Perangan di dalam Masjid dan di biarkan oleh Rosululloh:

وَعَنْهَا قَالَتْ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتُرُنِي، وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى الْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِي الْمَسْجِدِ… الْحَدِيثَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

 Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghalangiku ketika aku sedang melihat orang-orang Habasyah tengah bermain di dalam masjid:" Al Hadits muttafaqun 'alaih:"(HR Bukhari, no.454 dan Muslim, no. 892, 17).

 Selain itu,beliau juga menggendong anak-anak saat shalat di masjid. Dalam riwayat Nabi Muhammad saw merupakan sosok yang sangat menyayangi anak-anak. Dalam hadis disebutkan bahwa beliau sering bermain  dan menggendong anak-anak, terutama cucu kesayangannya Hasan, Husen dan Umamah. Selain itu Rasulullah juga sering mencium dan memeluk anak kecil. rasa sayang Nabi saw terhadap anak-anak tidak hanya terbatas pada anak-anaknya beliau sendiri saja, namun juga pada sayang umatnya.

 Dalam sebuah riwayat yang shohih disebutkan bahwa Nabi pernah mengajak cucunya ke masjid untuk shalat. Saat shalat, Rasulullah saw memanjangkan sujudnya. Pasalnya cucu kesayanganya dari Ali dan Fatimah ra, Hasan atau Husain bermain naik di punggung kakeknya.

   عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَدَّادٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعِشَاءِ, وَهُوَ حَامِلٌ حَسَنًا أَوْ حُسَيْنًا, فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَهُ, ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّى, فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا. قَالَ أَبِي فَرَفَعْتُ رَأْسِي, وَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ سَاجِدٌ, فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي, فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا, حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ, أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ. قَالَ كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ, وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي, فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ [رواه النسائي و أحمد]. 

Artinya; "Dari Abdullah bin Syaddad dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW keluar kepada kami pada salah satu shalat Isya, dan beliau sedang menggendong Hasan atau Husain. Rasulullah SAW maju dan meletakkannya, kemudian bertakbir untuk shalat dan shalat. Beliau sujud di antara dua rakaat shalatnya dengan sujud yang lama. Ayahku berkata: “Aku mengangkat kepalaku, dan ternyata anak itu berada di punggung Rasulullah SAW saat beliau sujud, maka aku kembali ke sujudku.”   Ketika Rasulullah SAW telah menyelesaikan shalat, orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, engkau sujud di antara dua rakaat shalatmu dengan sujud yang lama, sehingga kami mengira bahwa ada sesuatu yang terjadi, atau bahwa engkau sedang menerima wahyu. “Rasulullah SAW bersabda: “bukan karena semua itu, tetapi cucuku (Hasan atau Husain) menjadikanku sebagai kendaraan, maka aku tidak mau membuatnya terburu-buru, (aku biarkan) hingga ia selesai dari bermainnya:"(HR An Nsa'i dan Ahmad).

 Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa Rasulullah saw pernah memimpin salat di masjid sambil menggendong Umamah binti Abi al-'Ash putri Zainab. binti Muhammad saw  di atas pundaknya. Ketika dia rukuk, dia meletakkan ummahnya, dan ketika dia berdiri setelah sujud, Nabi menggendongnya kembali. 

 عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ, فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا, وَإِذَا رَفَعَ مِنْ السُّجُودِ أَعَادَهَا (رواه البخاري و مسلم) 

Artinya: "Dari Abu Qatadah al-Anshari (diriwayatkan) ia berkata, saya melihat Nabi saw mengimami shalat orang-orang sambil menggendong Umamah binti Abi al-‘Ash, yaitu anak Zainab binti Muhammad saw, di atas pundak beliau. Apabila beliau rukuk maka beliau meletakkan Umamah, dan apabila beliau berdiri dari sujud maka mengembalikannya (maksudnya menggendongnya kembali)" (HR  Bukhari nomor 5537 dan Muslim nomor 845). 

 2)_Kedua, perhatikan kenyamanan masjid untuk anak-anak. Memperhatikan kenyamanan masjid merupakan salah satu hal penting dalam mewujudkan masjid yang ramah anak. Memang masjid merupakan tempat ibadah yang sering digunakan oleh anak-anak. Oleh karena itu, masjid harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga nyaman bagi anak-anak. Rasulullah saw memberi contoh yang baik dengan membangun masjid ramah anak. Suatu hari, saat bertugas sebagai Imam salat berjamaah, Nabi mempersingkat salat karena mendengar tangisan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw sangat memperhatikan kenyamanan anak-anak bahkan ketika dalam hal beribadah. 

  حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلَاةِ وَأَنَا أُرِيدُ إِطَالَتَهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ 

 Artinya; "Ali bin Abdullah berkata, Yazid bin Zurai' berkata, Sa'id berkata, Qatadah berkata, Anas bin Malik berkata, Nabi SAW bersabda, "Saya pernah masuk ke dalam salat dan saya ingin memperpanjangnya, tetapi saya mendengar tangisan bayi, maka saya memendekkan salat saya karena saya tahu betapa sedihnya ibunya karena tangisannya." 

Dalam hadis ini beliau memperpendek shalatnya karena mengetahui betapa sedihnya ibunya karena anaknya menangis. Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw sangat peduli terhadap kebutuhan umatnya, termasuk kebutuhan seorang ibu yang sedang merawat bayinya. Beliau tidak ingin menambah beban  seorang ibu yang sedang kesulitan mengurus bayinya.

 3)_Ketiga, Masjid Ramah Anak adalah masjid  yang mencegah dan menghilangkan diskriminasi terhadap anak. Perilaku tersebut dianggap sebagai bentuk kekerasan terhadap anak karena melanggar hak beribadah anak. Dalam Islam, tidak ada keharusan anak duduk di baris terakhir. Bahkan, dalam beberapa hadits Nabi Muhammad saw menganjurkan agar anak-anak ditempatkan di barisan paling depan agar  bisa mencontoh dan belajar dari orang dewasa. Ada beberapa alasan mengapa orang tua atau orang dewasa melakukan perilaku ini Salah satunya adalah  mereka mengira anak-anak akan mengganggu salat orang dewasa. Alasan lainnya adalah  mereka ingin mengajarkan anak untuk patuh dan menghormati orang dewasa. Namun perilaku tersebut justru dapat membuat anak takut dan terintimidasi. Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak dan  membuat mereka ragu untuk pergi beribadah ke Masjid.

 Dalam kitab Mughnil Muhtaj dikatakan bahwa anak kecil yang datang lebih dulu tidak boleh disingkirkan untuk digantikan oleh orang dewasa yang datang belakangan. Dalam hal ini anak-anak juga berhak duduk di barisan depan dan mendapat tempat untuk shalat.

فلو سبق الصبيان بالحضور لم يؤخروا للرجال اللاحقين كما لو سبقوا إلى الصف الأول فإنهم أحق به على الصحيح  

Artinya; "Jika anak laki-laki datang lebih awal, mereka tidak boleh diusir untuk memberi tempat kepada laki-laki yang datang belakangan. Begitu pula jika mereka datang lebih awal ke saf pertama, mereka berhak menempatinya menurut pendapat yang benar."  

Masjid ramah anak  penting dalam mewujudkan cita-cita Islam tentang keadilan dan kesetaraan. Dengan memastikan bahwa semua anak merasa diterima dan aman di dalam masjid Islam, masjid dapat menjadi tempat yang memperkaya kehidupan anak-anak dan menjadikan masyarakat yang lebih baik.

 4)_ Keempat, Masjid ramah anak adalah masjid yang melarang  berbagai bentuk kekerasan, baik yang bersifat fisik seperti pemukulan maupun non fisik seperti pelecehan seksual, verbal, atau emosional. Kekerasan terhadap anak merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak yang harus dihindari. Anak-anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang dengan aman dan nyaman. Masjid sebagai  tempat ibadah dan pusat komunitas juga berperan penting dalam melindungi anak dari kekerasan.

عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا أَيُّ يَوْمٍ أَحْرَمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالُوا يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَلَا لَا يَجْنِي جَانٍ إِلَّا عَلَى نَفْسِهِ وَلَا يَجْنِي وَالِدٌ عَلَى وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ عَلَى وَالِدِهِ

 Artinya; "Dari  Sulaiman  bin  ‘Amr  bin  al-Ahwash,  dari  ayahnya  yang  mendengar  Nabi  SAW  bersabda  ketika haji  Wada`: 'Hai sekalian manusia. Ingatlah, hari manakah yang lebih suci?' Orang  banyak  menjawab:  'Hari Haji  Akbar.'  Nabi  SAW  bersabda: 'Sungguhnya  darahmu, hartamu,  dan  kekayaanmu  adalah  suci  di  antara kamu  sebagaimana  sucinya  harimu  ini,  pada  bulanmu  ini, di negerimu  ini.  Ingatlah, tidaklah  sekali-kali seseorang  melakukan  tindak  kejahatan  melainkan akibatnya akan menimpa dirinya sendiri.Orang tua tidak boleh berbuat jahat kepada anaknya dan seorang anak tidak boleh berbuat jahat kepada orang tuanya.” (HR  Ibnu Majah).

 Oleh karena itu, masjid ramah anak memiliki beberapa ciri, salah satunya adalah larangan terhadap berbagai bentuk kekerasan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk ikut beribadah, belajar, dan bersosialisasi. Terakhir, mari kita bersama-sama mewujudkan masjid ramah anak, sehingga anak-anak merasa nyaman dan betah berada di masjid. Dengan cara ini, kita dapat menanamkan pada anak-anak kita kecintaan terhadap masjid dan menumbuhkan karakter religius dalam diri mereka kelak.

Barokalloh..

Posting Komentar untuk "CARA ROSULULLOH MEMBUAT MASJID YANG RAMAH ANAK"