Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERTAKWA ADALAH CARA MENINGKATKAN CINTA KEPADA ALLAH DAN NABI MUHAMMAD

BERTAKWA ADALAH CARA MENINGKATKAN CINTA KEPADA ALLAH DAN NABI MUHAMMAD

 Taqwa adalah satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa ke akhirat kelak. Kekayaan, kedudukan, harta benda dan apapun yang kita miliki di dunia tidak akan ada nilainya jika tidak menjadikan penyebab semakin meningkatnya ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita semua untuk membawa bekal berupa takwa menuju akhirat, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an:

Alloh subhanau wata'ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ 

 Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah 2: 197). 

 Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan  mencintai Nabi Muhammad saw dan mencontoh segala teladan yang beliau berikan selama  di dunia ini, mulai dari perkataannya, perbuatannya hingga cara bersikapnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad saw merupakan langkah awal untuk mampu mengembangkan rasa cinta kepada Allah SWT. Karena dari ajaran Nabi Muhammad saw kita dapat mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang patut kita sembah tanpa ada sekutu bagi-nya. Maka dari itu Allah  menegaskan kepada kita semua bahwa jika seluruh umat Islam  benar-benar mencintai Allah maka hendaknya mereka mengikuti segala amalan Rasulullah, dan untuk mengikutinya kita harus mencintai-Nya terlebih dahulu.

 Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

 قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali ‘Imran 3: 31).

 Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini diturunkan Allah  kepada Nabi Muhammad saw sebagai jawaban atas pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah namun enggan melakukan ajaranya yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. Misalnya orang-orang Yahudi  mengaku mencintai Allah dan orang-orang Kristen mengakui bahwa pengagungan mereka terhadap Al-Masih adalah bukti kecintaan mereka kepada Allah. 

Tidak hanya bagi orang Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan tetapi kepada semua orang yang mengaku mencintai Allah SWT, namun  tidak mengikuti semua apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, sehingga pengakuan tersebut pada dasarnya adalah pengakuan palsu yang tidak ada artinya apa-apa.

 Lalu bagaimana  kita bisa termasuk orang-orang yang mencintai Allah? Cara yang pertama adalah dengan mengikuti seluruh langkah-langkah yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw, dan hal ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar mengetahui seluruh ajaran beliau, sikap-sikapnya, dakwahnya, kesantunan dan keluhuran budi pekertinya, serta seluruh teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. 

Salah satu cara untuk merasakan semua itu adalah dengan menemukannya saat perayaan Maulid Nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan mengetahui betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad sw. Dia adalah panutan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita mengenal kemuliaan dan keagungan Nabi, maka  kecintaan kita kepada beliau akan semakin meningkat, hingga kita akan mengikuti setiap langkah beliau. Maka Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam bukunya Hadaiqul Anwar wa Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa merayakan Maulid Nabi merupakan salah satu bukti kecintaan umat terhadap Nabi mereka. Ia mengatakan:

 اِنَّ الْاِحْتِفَالَ لِمَوْلِدِ الرَّسُوْلِ يَكُوْنُ تَكْرِيْمًا وَتَعْظِيْمًا لِمَقَامِهِ الشَّرِيْفِ وَدَلِيْلاً عَلَى مَحَبَّةِ النَّاسِ بِالنِّسْبَةِ لِلنَّبِي صلى الله عليه وسلم 

Artinya: “Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat Islam) kepada Nabi Muhammad.” 

 Selain itu, merayakan Maulid Nabi atau menghadiri perayaan Maulid Nabi akan membuat kita semakin banyak mendo'akan beliau. seperti salah satu bukti cintanya orang adalah seringnya menyebut nama orang yang dicintainya. Dan orang-orang yang banyak bersholawat kepada Nabi menunjukkan bahwa mereka mempunyai rasa cinta yang besar terhadapnya.

 Imam al-Ghazali dalam kitabnya di Ihya Ulumiddin berkata:

مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ بِالضَّرُوْرَةِ مِنْ ذِكْرِهِ وِذِكْرِ مَا يَتَعَلَّقُ بِهِ 

Artinya: “Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya.”

Itulah puncak cinta umat manusia. Umat ​​Islam yang mencintai Nabi Muhammad saw akan memanjatkan do'a berupa sholawat kepadanya, ungkapan kata yang paling sering keluar dari mulut mereka tidak lain adalah sholawat. Sebab baginya tak ada ucapan yang lebih manis selain sholawat kepada Nabi Muhammad yang tercinta.

 Dari beberapa uraian kata di atas dapat disimpulkan bahwa merayakan Maulid Nabi Muhammad saw atau menghadiri acara Maulid Nabi merupakan bukti kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad saw. merayakan Maulid Nabi merupakan salah satu bukti rasa cinta kepada beliau yang akan membuat kita semakin mencintai Allah SWT. Semoga beliau membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan semoga kita semua tergolong hamba yang bertekad menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Posting Komentar untuk "BERTAKWA ADALAH CARA MENINGKATKAN CINTA KEPADA ALLAH DAN NABI MUHAMMAD"