Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

APAKAH DI SURGA BERSAMA ORANG YANG KITA CINTAI

APAKAH DI SURGA BERSAMA ORANG YANG KITA CINTAI

 DI SURGA BERSAMA ORANG YANG KITA CINTAI WAKTU DI DUNIA

 Seorang A'raby mendatangi Rasulullah dan bertanya kepadanya:

“Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu,kalo ada orang yang mencintai suatu kaum, tapi amalannya tidak ada bandingannya dengan amalanya mereka ?”

 Nabi menjawab:

الْمرْءُ مع منْ أَحَبَّ يَوْمَ الْقِيامةِ

“Seseorang itu beserta dengan orang yang dicintainya pada hari kiamat.” (HR Tirmidzi).

 Hadits dengan redaksi yang kurang lebih serupa juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud. Juga menurut hadits yang diriwayatkan oleh Tabrani dari Ali, 

Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ

“Seseorang tidak akan mencintai suatu kaum kecuali akan dikumpulkan bersama mereka.”

 Apa maksudnya “mencintai seseorang”? Atau, cinta seperti apa yang bisa menyebabkan seseorang bisa bersama kembali di hari kiamat?

 Pertama,saling mencintai karena faktor agama. Mencintai seseorang atau suatu kelompok karena ketakwaan atau ketaatannya kepada Allah SWT. Cinta seperti ini bisa mendekatkan dirinya dengan kekasihnya di akhirat nanti. Kecintaan terhadap Rasulullah akan berujung pada pertemuan  bahkan kebersamaan di surga. Demikianlah cinta terhadap ulama, kiyai, ustadz dan orang-orang shaleh, semata-mata karena ketakwaan dan agamanya.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ 

“(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.”(QS Ar Ro'du :23).

“(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya,istri-istrinya, dan anak cucunya:” (QS Ar Ro'du:23). 

 Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi tentang kapan  hari kiamat akan tiba. beliau (Nabi) balik bertanya  kepada orang itu: “Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?”  ia menjawab: “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. » Kemudian Nabi bersabda: “Engkau akan bersama dengan orang-orang yang kamu cintai. »

 Anas bin Malik  tidak merasakan kebahagiaan yang lebih besar daripada mendengarkan ucapan Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. “Sungguh Aku sangat mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar dan aku berharap  bisa bersama mereka kelak (di akhirat) karena cintaku pada mereka, meski aku tidak melakukan amal shaleh seperti yang mereka lakukan.”

 Kedua,menghendaki adanya bukti perbuatan. sebagai konsekuensi dari mencintai seseorang berarti mencoba meniru dan mencontoh tindakan seseorang yang ia cintai. Misalnya orang yang mengaku mencintai Nabi hendaknya ia berusaha meniru perbuatannya ajaranya.dan harus ada bukti dan upaya melakukan printahnya dan laranganya agar tindakan ini bisa membawanya ke surga bersama Nabi.

 Imam Hasan Al-Bashri yang dikutip dalam buku An-Nafais Al-'Uluwiyyah (halaman 44), pernah berkata:

“Jangan tergiur atau terbuai dengan ucapan seseorang  di akhirat akan dipertemukan kembali dengan orang-orang yang dicintainya'! Karena  Yahudi dan Nasrani sekalipun mencintai nabinya, namun mereka tidak akan bersama nabinya di akhirat. » maka bekerjalah seperti seseorang yang kamu cintai bekerja. 

Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadits Anas bin Malik:

وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

“Dan barang siapa yang menghidupkan sunahku, maka dia telah mencintaiku. Dan barang siapa yang telah mencintaiku, niscaya aku bersamanya di surga” (HR  Tirmidzi).

 Tanda dan bukti cinta kepada Nabi adalah dengan mentaati dan menjalani hidup sesuai sunnahnya. Kualitas cinta itulah yang akan mengantarkan seseorang kepada Rasulullah kelak di surga. Cinta tanpa tindakan hanyalah cinta yang salah.

Hal Inilah yang diminta Nabi ketika sekelompok orang mendatanginya dan berkata kepada beliau:“Demi Allah ya Muhammad! Kami sungguh-sungguh mencintai Tuhan kami.

 Kemudian diturunkan ayat 31 surat Ali Imran.

Alloh subhanahu wata'ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 "Katakanlah:Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh akan mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS Ali Imran :31).

 Cinta kepada Alloh adalah yang pertama dan terpenting di atas segala-galanya. Dan hal itu harus dibuktikan dengan mencintai, menaati dan meneladani Rasulullah. Dan juga mencintai dan meneladani orang-orang yang taat kepada Allah dan mencintai Rasulullah.

 Dengan kata lain, Nabi menasihati kita menganjurkan untuk berteman dengan orang-orang baik. Mencintai dan mengidolakan orang-orang yang saleh. Sebaliknya janganlah berteman menyayangi, apalagi mengidolakan orang yang tidak baik dan tidak sholih.

 Mereka mencintai seseorang yang taat kepada Allah dengan penuh kasih maka telah diberi pahala.Mencintai mereka dan meneladani perbuatan mereka akan mempertemukan kita  di surga bersama mereka.

 Wallohu 'alam



Posting Komentar untuk "APAKAH DI SURGA BERSAMA ORANG YANG KITA CINTAI"