Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TANAMKAN NILAI NILAI KESOPANAN

NILAI KESOPANAN YANG BAIK DI AJARKAN OLEH AGAMA ISLAM

 Salah satu ajaran Islam yang mulia  adalah melarang meremehkan dan mencemooh orang lain. Tidak ada satu alasan pun yang bisa kita gunakan untuk menjatuhkan orang lain baik itu karena alasan suku, ras, budaya, kebangsaan, budaya, agama dan lainnya, apalagi di Indonesia yang  terdiri dari banyak suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda.

 Saling menghargai dan menghormati orang lain merupakan salah satu pilar penting dalam Islam. Tujuannya adalah untuk menjaga keharmonisan antar sesama umat. Maka setiap diri kita  tidak boleh meremehkan dan memandang rendah orang lain, apapun kondisinya, karena orang yang kita anggap remeh mungkin lebih baik dan  mulia di sisi Allah. Inilah yang tercatat dalam Al-Quran, 

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ

 Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS Al-Hujurat 49: 11).

 Syekh Wahbah bin Mustafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini adalah akhlak setiap  mukmin terhadap mukmin lainnya, dan akhlak setiap mukmin terhadap seluruh umat manusia pada umumnya. Dengan kata lain, kita  tidak berhak menjatuhkan orang lain, baik yang seagama maupun yang tidak seagama. Kita tidak boleh meremehkan sesama umat Islam karena mungkin mereka lebih mulia di mata Allah swt.

  Kita juga tidak berhak meremehkan pemeluk agama lain, bukan  karena  lebih unggul dari umat Islam tentu saja tidak. Barometer kemuliaan setiap orang hanyalah kesalehan. Hanya saja bisa jadi  nasib akhir mereka lebih mulia dari kita orang-orang yang masuk Islam duluan.

 Salah satu contohnya adalah kasus sahabat Nabi yang terkenal sangat pemberani yaitu Sayyidina Umar bin Khattab. Dia termasuk salah satu sahabat yang memiliki masa lalu  kelam, bahkan sebelum masuk Islam dialah yang  berambisi  membunuh Nabi. Tapi mau bagaimana lagi, takdir Allah berkata lain, bahkan setelah sahabat Umar masuk Islam, ia menjadi sahabat Nabi yang sangat dekat  dan menjadi kebanggaan umat Islam. Inilah salah satu alasan mengapa kita  tidak dan berhak meremehkan pemeluk agama lain.

 Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Bidayatul Hidayah memberikan lima tips bagi kita semua agar jangan pernah meremehkan orang lain, baik  yang lebih tua maupun yang lebih muda, berbeda suku dan budaya, berbeda garis keturunan, bahkan di kalangan non-Muslim sekalipun tetap tidak boleh.

 Pertama, Imam al-Ghazali menjelaskan, jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda, lalu berkata dalam hati bahwa kemaksiatan dan dosa yang dilakukan orang tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan maksiat dan dosa yang  kita lakukan, maka orang tersebut tentu lebih baik. dan lebih mulia dari kita.

 Yang kedua adalah ketika kita bertemu dengan orang yang sudah lanjut usia, kita harus memastikan bahwa ibadahnya dan kebaikan yang dilakukannya orang tersebut lebih duluan dari pada ibadahnya dan kebaikan kita. Jadi tentu saja dia juga lebih baik dan lebih mulia dari kita. 

 Yang ketiga, bila bertemu dengan orang yang berilmu, maka katakanlah dalam hati bahwa dia telah mendapat kemuliaan dan karunia dari Allah berupa ilmu, serta segala ibadah dan perbuatannya, tentu saja kehendaknya berdasarkan ilmu. lebih baik. dan lebih mulia dari kita.

 Yang keempat adalah ketika bertemu dengan orang yang bodoh, katakan pada diri sendiri bahwa jika orang tersebut melakukan kesalahan, itu pada dasarnya adalah kurangnya pemahamannya dan kita melakukan kesalahan disertai tau ilmunya,maka orang bodoh tersebut tentu orang lebih baik dari kita.

 Tak hanya itu, pada cara yang kelima pun kita  tidak boleh memandang remeh orang yang tidak menganut agama kita. Masalahnya, ketika kita bertemu dengan mereka, kita berkata dalam hati bahwa tidak ada seorang pun yang tahu bahwa di akhir hidup setiap orang, mungkin mereka akan masuk Islam dan segala dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, dan bisa juga mungkin kita tersesat. dan meninggal dalam keadaan yang buruk. su'ul kahtimah, naudzubillah,

وَإِنْ كَانَ كَافِرًا قُلْتَ: لَا أَدْرِي، عَسَى أَنْ يُسْلَمَ وَيُخْتَمَ لَهُ بِخَيْرِ الْعَمَلِ، وَيَنْسَلَ بِإِسْلَامِهِ مِنَ الذُّنُوْبِ. وَأَمَّا أَنَا - وَالْعِيَاذُ بِاللهِ - فَعَسَى أَنْ يُضِلَّنِي اللهُ فَأَكْفُرُ فَيُخْتَمُ لِي بِشَرِّ الْعَمَلِ فَيَكُوْنُ غَدًا هُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَأَنَا مِنَ الْمُبَعَّدِيْنَ

 Artinya, “Dan jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah: Aku tidak tahu, bisa jadi ia akan masuk Islam dan mati dalam keadaan husnul khatimah, dengan Islamnya semua dosa-dosanya akan terhapus. Sedangkan aku, bisa saja Allah membuatku tersesat, akhirnya menjadi kafir, kemudian pekerjaanku dicatat sebagai paling jeleknya perbuatan. Maka kelak (di akhirat) dia akan menjadi bagian orang-orang yang istimewa (masuk surga), dan aku akan menjadi bagian orang yang jauh dari Allah (masuk neraka).”

 Inilah alasannya kita harus selalu  ingat untuk tidak pernah meremehkan orang lain, dalam keadaan apapun dan dalam posisi apapun. Islam tidak pernah membiarkan umatnya menjatuhkan orang lain karena kemuliaan Islam yang sejati hanya dapat dicapai melalui ilmu dan keimanan, sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Quran,

 Allah swt berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya, “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Muadilah [58]: 11).

 Maka dari itu mari kita semua terus berusaha untuk  belajar dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT, jangan meremehkan atau memandang rendah orang lain, karena bisa saja orang yang kita anggap remeh lebih mulia di mata Allah SWT. Meremehkan orang lain bukanlah ajaran Islam.

 Ini merupakan larangan bagi kita semua, jadi jangan pernah meremehkan orang lain. Semoga ini semua dapat membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi kita semua, sekaligus kita dapat digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, Amin.




Posting Komentar untuk "TANAMKAN NILAI NILAI KESOPANAN"