Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM KELUARGA

PENTINGNYA PERAN  AYAH DALAM KELUARGA

PENTINGNYA PERAN SEORANG AYAH DALAM PERTUMBUHAN ANAK

Pengasuhan yang diberikan ayah kepada anaknya dalam  keluarga sangatlah penting. Dalam beberapa tahun terakhir, kita sering mendengar istilah “ FATHERLESS” yang mengacu pada tidak adanya sosok “ayah” dalam membesarkan anak di rumah, baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini tidak hanya terjadi pada anak yatim piatu, namun juga pada mereka yang masih memiliki ayah, namun tingkat keterlibatannya dalam pengasuhan anak sangat rendah. FATHERLESS dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi, dan budaya  masyarakat.

 Dampak negatif dari tidak memiliki ayah antara lain adalah menurunnya tingkat kepercayaan diri  anak, kecenderungan anak  menarik diri dari kehidupan sosial, dan melakukan tindakan ilegal, kriminal atau bahkan kekerasan pada remaja, serta gangguan jiwa. Tidak memiliki ayah juga berisiko menyebabkan depresi, ketakutan, kecemasan, ketidakbahagiaan dalam hidup, rendahnya nilai sekolah, rendahnya harga diri, perasaan tidak aman secara fisik dan psikologis, serta hubungan yang rumit, rumit dengan calon pasangan, dan  sulit berkomunikasi. dan memecahkan masalah.

 Mengenai peran ayah dalam keluarga, sebagai umat Islam kita mendapat petunjuk berupa Al-Qur'an dan hadis. Kita bahkan mempunyai teladan yang patut  ditiru dalam pengelolaan keluarga dan pendidikan anak, yaitu  Nabi Besar Muhammad saw. Jika kita mencermati Al-Quran, kita akan melihat bahwa tanggung jawab mengurus anak dan keluarga ada pada kedua orang tua, bukan hanya suami atau istri. Keduanya harus terlibat dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya menuju jalan Allah. dan melindungi mereka dari sebab-sebab yang membawa mereka ke neraka.

 Allah SWT berfirman dalam Al-Quran  surat al-Tahrimayat 6:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون

 Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS Al-Tahrim : 6). 

 Selain itu, Al-Quran memuat beberapa kisah antara para nabi dan anak-anaknya. Kisah yang patut diteladani terdapat pada kehidupan Nabi Yaqub dan Nabi Yusuf serta saudara-saudaranya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, serta Luqman al-Hakim ketika menasihati putranya. Sementara itu, Syekh Ahmad bin Muhammad as-Shawi dalam kitabnya Hasyiah al-Shawi ala al-Jalalain menceritakan pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter putranya.

 Dengan wasiatnya yang bijak, Luqman al Hakim mengingatkan putranya akan pentingnya ketakwaan dalam kehidupan manusia. Ia mengatakan;

 يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو

 Artinya: "Wahai anakku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini” (Beirut; Dar Kutub al Ilmiah, jilid IV, 2006, halaman 397).

Dari percakapan mereka terlihat seberapa dekat ayah dan anak, seberapa terbuka anak dapat berinteraksi dengan ayah dan bagaimana ayah memberikan ruang kepada anaknya. berbicara tentang apa yang dia alami.

 Selain keteladanan di atas, Rasulullah juga menjadi teladan ideal bagi para ayah untuk  berkontribusi dalam mengasuh anak-anaknya. Betapa Rasulullah sangat menyayangi keluarga, anak dan cucunya. Dengan hadir di antara mereka, mereka bisa menjadi  teladan  penting bagi para ayah di Indonesia.  Nabi Muhammad saw sangat menyayangi anak dan cucunya. Pada suatu ketika Nabi mencium Hasan bin Ali. Saat itu  ada al-Aqra' bin Habis bersama Rasulullah, beliau bersabda: “Aku mempunyai sepuluh orang anak, namun aku belum pernah mencium satupun dari mereka.

” Lalu Nabi menjawab:

مَن لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ 

Artinya“Siapapun yang tidak mencintai, maka tidak akan dicintai.” (HR Bukhari).

 Di lain waktu, saat shalat berjamaah,  cucu Nabi berkali-kali mengelilinginya dan duduk di atas badanya. Bahkan pernah Nabi memperpanjang sujudnya karena cucunya, Hasan dan Husain, sedang menungganginya. “Aku tidak ingin memaksanya terburu-buru sampai keinginannya tercapai” (Hadits meriwayatkan al-Nasa'i).

 Setelah itu, ketika ada waktu senggang, Rasulullah meluangkan waktu untuk berbincang dan bermain dengan anak-anaknya. Hal ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam riwayatnya yang berbunyi:

كنتُ مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في سوق من أسواق المدينة، فانصرف فانصرفتُ، فقال: «أين لُكَعُ -ثلاثا- ادعُ الحسن بن علي». فقام الحسن بن علي يمشي وفي عنقه السِّخَاب، فقال النبي صلى الله عليه وسلم بيده هكذا، فقال الحسن بيده هكذا، فالتزمه فقال: «اللهم إني أُحبه فأَحبَّه، وأَحبَّ من يحبه»

 Artinya, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di salah satu pasar Madinah. Beliau pergi, maka aku juga pergi. Lalu beliau bersabda, ‘Dimanakah anak kecil itu? – beliau mengulang pertanyaan itu tiga kali -. Panggilkan Hasan bin Ali.’ Maka Hasan bin Ali berjalan sedang di lehernya ada kalung. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat dengan tangannya. Lalu Hasan mengisyaratkan dengan tangannya juga. Beliau memeluknya lalu berkata, "Ya Allah! Sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah ia dan cintailah orang yang mencintainya.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).

Dari contoh-contoh ini, banyak hikmah yang bisa dipetik dari cara seorang ayah membesarkan anak-anaknya. Peran ayah dalam membesarkan anak-anak akan memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Misalnya, mereka dapat mengajari anak cara menangani masalah, mengajarkan prinsip-prinsip penting untuk masa depan, mengajari anak membedakan perilaku baik dan buruk serta konsekuensinya, serta mengajarkan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarga. . Dengan begitu, generasi penerus bangsa kita akan menjadi lebih baik karena akan lahir anak-anak yang baik dan sehat mentalnya.

 Wallahu a'lam 


Posting Komentar untuk "PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM KELUARGA"