Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MERAWAT JAGAT AIR TERUS MENGALIR

MERAWAT JAGAT AIR TERUS MENGALIR

KITA BERKEWAJIBAN MERAWAT JAGAT AGAR AIR TERUS MENGALIR

 Bumi telah memberikan kita tempat untuk hidup, bertumbuh dan berbagi keridhaan Allah SWT. Baik senang maupun sedih, kita  harus selalu bersyukur kepada-Nya dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini  adalah takdir dan kehendak-Nya. 

 Selain itu juga, mari kita kirimkan shalawat kita kepada junjungan kita, Nabi Muhammad (saw). Beliaulah teladan yang  mengajarkan kita untuk berbuat baik terhadap alam dan seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Beliau adalah teladan dalam memperlakukan tanah ini dengan cinta. Kita diajarkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, menjaga sumber daya alam, menghindari sampah, dan merawat tumbuhan dan hewan  bumi ini. Shalawat yang dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan bukti kecintaan dan penghormatan kita terhadap ajaran beliau yang penuh dengan kecintaan terhadap alam semesta. 

 Kita sedang menunaikan salah satu perintah Tuhan, yaitu menjaga alam semesta ini.  Allah SWT menciptakan kita sebagai khalifah di muka bumi ini, artinya sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan melindunginya.

 Dalam misinya menjadi khalifah di bumi ini, berupa menjaga alam semesta, Allah SWT telah mengingatkan kita untuk tidak melakukan kerusakan apapun setelah Allah menciptakannya dengan sempurna. Allah berfirman dalam ayat 56 surat Al-A'raf dalam Al-Qur'an:

 وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ 

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”(QS  Al 'Arof :56).

 Saat kita melanggar perintah tersebut, maka Allah pun sudah mengingatkan dampak yang terjadi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat  Ar-Rum ayat 41:

 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS  Ar Rum :41).

 Lalu yang patut menjadi bahan renungan atau introspeksi bagi kita semua adalah keadaan lingkungan  sekitar kita? Sudahkah kita menjaganya dengan baik? Ataukah tanda-tanda kerusakan atau kemunduran sudah terlihat jelas dan dampak negatifnya sudah kita rasakan? Jika kondisi ini mulai terlihat, dirasakan dan dialami, maka  kita harus segera mewaspadainya dan memperkuat komitmen kita untuk lebih menjaganya. 

Semua itu harus dimulai dari diri masing-masing individu dan kemudian  menjadi  gerakan kolektif untuk menjaga lingkungan demi keberlangsungan kehidupan. Kekeringan berkepanjangan yang  kita alami juga patut menjadi bahan evaluasi  kita. Kondisi cuaca menjadi semakin tidak stabil. Siklus musim hujan dan  kemarau sulit diprediksi. Musim dan suhu panas bumi semakin panas seiring dengan semakin tandusnya pegunungan dan tanah akibat penebangan pohon secara besar-besaran dan sembarangan.

 Ketika musim hujan tiba, bencana  mengintai seperti tanah longsor akibat ketidakmampuan menyerap air dan pepohonan yang menguatkan tanah sehingga menyebabkan air  cepat surut hingga menimbulkan banjir. Keadaan ini diperburuk dengan tumpukan sampah dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Semuanya saling ketergantungan dan menimbulkan dampak negatif, akibat buruk akan kembali menghampiri kita. Oleh karena itu,  kita harus berkomitmen untuk menjaga alam semesta ini agar air dapat terus mengalir membawa rahmat bagi alam semesta. Artinya tidak menebang pohon tanpa tindakan pencegahan dan meningkatkan penghijauan untuk menjaga lahan tetap hijau. 

Rasulullah SAW mengingatkan kita akan manfaat besar dari menanam pohon, yang tidak hanya dapat menyeimbangkan ekosistem lingkungan tetapi juga merupakan amal kasih terhadap makhluk Allah lainnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, 

Nabi sholallaohu 'alaihi wasallam bersabda:

 مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً، وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ 

Artinya: “Tidaklah seorang Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri menjadi sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah”.(HR Muslim).

 Dalam kondisi musim kemarau ini, marilah kita merenung, memohon ampun dan bertaubat kepada Tuhan atas segala kesalahan kita, terutama sikap kita yang tidak bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Istighfar dan taubat menjadi salah satu wasilah turunnya  hujan dari langit, sebagaimana disebutkan dalam  Al-Quran  Surat Nuh: ayat 10-11:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ

 Artinya: “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.”(QS Nuh :10-11).

Dan jangan lupa pula kita harus selalu ingat dan berdo'a kepada Alloh SWT seperti sebagai berikut:

 اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهمَّ أَنْتَ اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ, وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلْيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَي حِيْنٍ

 “Segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih dan maha Penyayang, Tuhan yang mengendalikan hari pembalasan. Ya Allah, engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan selain engkau, Yang Maha Kaya, Sedangkan kita adalah makhluk yang membutuhkan,turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan pencapaian hingga akhir zaman. 

 اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ 

 “Ya Tuhan, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan hewan-hewan (makhluk)-Mu, curahkan rahmat-Mu dan hidupkanlah negri-Mu yang sebelumnya mati.”

 اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ 

“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kam, hujan  yang merata, deras, segera menyuburkan,lebat, merata,segera tanpa penundaan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan ambing (kantung kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).

اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍ 

“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda.”

“Ya Tuhan, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tetapi merugikan, segera tanpa penundaan.”

 Aamiin ya robbal 'alamin.

Posting Komentar untuk "MERAWAT JAGAT AIR TERUS MENGALIR"