Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENTELADANI AKHLAK ROSULULLOH

BULAN ROBIUL AWAL KILAS BALIK MENTELADANI KEHIDUPAN DAN AKHLAK ROSULULLOH

Kami mengajak kepada kita semua  untuk terus meneladani teladan Rasulullah saw dalam kehidupan kita. Sepanjang sejarah umat manusia, ada yang taat dan beriman, namun banyak juga yang durhaka, hingga bala datang  dari Allah SWT. Dalam Al-Qur'an tercatat bagaimana siksa yang ditimpakan Allah  kepada kaum Tsamud, kaum 'Ad, sampai kepada kaum Luth. Alloh telah membinasakan kaum-kaum ini  dari muka bumi karena kelakuan durhaka mereka sudah melewati batas. 

Harus diakui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk ingin berbuat baik dan memperlakukan orang lain dengan baik, perilaku seperti itu merupakan sifat alamiah setiap manusia. kefitrohan sifat baik ini hilang karena mereka tidak mampu mendengar dan melihat seluruh kebenaran. Pada tingkat yang lebih ekstrim,ada beberapa rasul menjadi korban pembunuhan oleh umatnya sendiri. 

Sejarah menunjukkan bahwa pada periode setelah masehi, bangsa Arab yang tinggal di Mekah menjadi bangsa yang maju secara perdagangan komersial. Namun moralitas manusia saat itu semakin menjauh dari fitrohnya. Bangsa Persia dan Romawi di sekitar Mekah bahkan melakukan hal yang  lebih buruk lagi. Di sini sering terjadi peperangan antar anak cucu Adam. Yang kuat akan mengambil alih kekuasaan dan yang kuat  akan terus menginjak-injak bawahannya. Allah telah mempersiapkan kehadiran Utusan yang istimewa, sebagai penyeru terakhir ke seluruh alam, beliaulah Utusan Allah Nabi Muhammad Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam. 

Perjalanan Dakwah yang diembanya sungguh sangatlah berat. Dia memikul tanggung jawab  besar terhadap seluruh umat manusia. Nabi Muhammad saw diserahi tugas yakni. seperti apa yang di sampaikan oleh Abu Hurairah ra.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR  Baihaqi).

Allah mempersiapkan Rasulullah menjadi manusia sempurna untuk mengemban tanggung jawab yang begitu besar. Rosululloh mempunyai akhlak yang sopan dan lembut, penuh kasih dan sayang, dan inilah inti dari karakter Muslim. Allah memberi penghormatan langsung kepada Rasulullah melalui firman-Nya dalam surat Al-Qalam ayat 4: 

Alloh Subhanahu Wata'ala berfirman:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ 

Artinya: ”Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS Al Qolam :4). 

Berbagai referensi bagian pertama menceritakan momen-momen indah dan mengharukan dalam diri Nabi, hingga tahapan kehidupannya di Madinah dan wafatnya Nabi . Para sahabatnya mengambil contoh akhlak langsung  dari Rasulullah. Ada Sayyidina Abubakar yang bergelar siddiq, karena kejujurannya, ada Umar bin Khattab yang mempunyai garis-garis hitam di wajahnya karena sering menangis jika mengingat kematian, ada Sayyidina Utsman yang santun dan pemalu, dan Sayyidina Ali adalah seorang pemberani dan mempunyai kasih sayang yang besar kepada para pengikutnya kaum mukminin. 

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman : 

 لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Artinya:“Telah datang seorang Rasul dari kalanganmu, berat menanggung penderitaanmu, ingin kamu mendapatkan keamanan dan berkasih sayang kepada orang yang beriman.”(QS  At-Taubah ;128). 

Sebagai acuan utama dalam urusan etika, meneladani Rasulullah dalam segala aspek kehidupan bukanlah hal yang mustahil, karena Rasulullah bukanlah malaikat. Beliau adalah manusia biasa yang mempunyai permata akhlak yang agung dalam dirinya. Ia selalu menangis ketika Allah berfirman bahwa umat Nabi akan banyak di neraka, sehingga ia berdoa kepada Allah agar umat-Nya banyak di surga. 

Rosululloh adalah seorang yang rendah hati, pemimpin semua Utusan, dipuji oleh Tuhan, tetapi berjalan di bumi tanpa meninggikan kepalanya. Bahkan ketika di Fathul Makkah, beliau menundukan kepalanya sebagai tanda penghormatan terhadap kota Makkah. Rasulullah tidak pernah menaruh dendam kepada penduduk Makkah yang  mengusirnya, beliau tidak pernah menaruh dendam kepada penduduk Taif yang  tanpa ampun mengusirnya melempari dengan bebatuan hingga lututnya berdarah. Dia memaafkan segalanya, dan pengampunan terbesar dalam Islam  adalah  “fa'fu wasfahu” yang artinya memaafkan dan melupakan segala kesalahan. 

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159: 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ 

Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”(QS  Ali Imron :159).

 Ayat ini memberikan penjelasan kepada kita tentang kelembutan Rasulullah sehingga manusia melekat hatinya untuk menerima dakwahnya. Kalau Rasulullah keras, tentu banyak orang yang berpaling. Suatu hari seorang Badui buang air kecil di masjid dan para sahabat Nabi datang untuk menahanya. Rosul datang dan memperlakukan orang Badui dengan kelembutanya. Betapa orang Badui itu mencintai Rasulullah dan hanya mau mendengar apa yang dinasehatkan Rasulullah kepada dia. 

Itulah akhlak mulia Rasulullah yang patut kita tiru. Kita diingatkan bahwa moralitas merupakan warisan agama bagi generasi mendatang. Nabi telah menjadi rujukan utama dalam setiap aspek kehidupan. Rasul sebagai bapak, suami, masyarakat, tuan, saudagar, dan  sebagainya. Sumber segala teladan  adalah Rasulullah, semoga kita terus berusaha mengikuti etika dan pola hidup Rasulullah. Aamiin ya Rabbal Alamin

Posting Komentar untuk "MENTELADANI AKHLAK ROSULULLOH"