Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGENAL SEJARAH NABI


MENGENANG MAULID NABI MENGENAL SEJARAH NABI 

Rasulullah mengajarkan untuk menjaga akhlak agar generasi muda dapat mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam. Saat ini kita telah memasuki bulan Rabiul Awwal yang di Indonesia  sering disebut dengan bulan Maulid(jawa mulud). Disebut demikian  karena pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu kelahiran Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam. Orang yang paling mulia di dunia ini, orang yang akan kita nantikan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah, maka dari itu kita diperintahkan untuk selalu memperbanyak mengucapkan sholawat untuknya selalu berdoa untuknya berupa sholawat.Dan sejatinya tidak hanya kita saja yang bersholawat untuknya, para Malaikat dan Allah SWT juga bersholawat juga untuknya. Hal ini tercantum dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 56:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya:"(QS  Al Ahzab :56).

 Kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia ini memberinya misi penting, salah satunya adalah meningkatkan akhlak manusia. Misi tersebut menunjukkan bahwa etika merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia karena etika itulah yang akan mendatangkan kedamaian dan ketenangan dalam segala interaksi manusia dengan lingkungannya. Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam  bersabda dalam suatu  hadis yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Baihaqi dan Hakim sebagai berikut:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

Artinya: "Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia:"(HR  Bukhori,Baihaki dan Hakim).

 Akhlak adalah merupakan faktor utama dalam membangun kepribadian seorang muslim sehingga para ulama menyebutnya “Al-Adabu fauqal ilmi”. bahwa adab Tata krama, etika, itu semua di atasnya ilmu pengetahuan, yang dalam artian dahulan akhlak daripada ilmu yang tidak di dasari dengan akhlak. Dan akhlak harus diperkenalkan secara istimewa kepada setiap Muslim. Dalam pendidikan, aspek emosional (sikap dan kepribadian) harus diutamakan akhlaknya dibandingkan aspek kognitif (kecerdasan otak). Oleh karena itu, fungsi terpenting guru dan orang tua  adalah mendidik  generasi muda menjadi manusia yang baik. Bukan sekedar mengajar untuk menjadikan generasi muda lebih pintar.

 Mendidik karakter dan etika bagi generasi muda di zaman sekarang ini sangatlah penting. Memang tantangan dan godaan zaman dalam konteks perkembangan teknologi semakin hari semakin berat. Karena perkembangan teknologi dan informasi saat ini,menjadi ancaman kemerosotan moral yang sangat jelas terlihat di depan mata kita semua. Saat ini kita melihat bagaimana semangat kerja generasi muda mulai terpuruk akibat gaya hidup digital di zaman modern.

 Terjadinya indak pidana, maksiat, rendahnya kesadaran sosial, dan kemerosotan kepribadian sosial  generasi muda mudah terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, menurut kami mereka lebih asyik bermain dunia online dengan ponselnya dibandingkan bersosialisasi di dunia nyata. Kebiasaan berkomentar di jejaring sosial tanpa melihat dengan siapa Anda berbicara,hal ini juga terbawa ditemukan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, kita mungkin merasa mereka menyamakan antara mengobrol dengan teman dan mengobrol dengan orang tuanya sama saja cara bahasanya.

 Kemudahan berkomunikasi, berinteraksi dan mencari informasi juga semakin memudahkan hidup generasi muda. Hal ini menimbulkan rasa malas dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Mereka dididik untuk mencapai hasil yang instan tanpa bersusah payah, menghilangkan semangat juang dan  sikap pantang menyerah.

 Fenomena-fenomena tersebut patut direnungkan oleh kita dan  orang tua pada umumnya. Motivasi Maulid Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam merupakan saat yang tepat untuk  memperkuat perlindungan moral bagi generasi penerus. Aktivitas mereka dalam memegang ponsel perlu diawasi agar etika mereka benar-benar terjaga. Etika merupakan ukuran apakah seseorang adalah manusia yang terbaik atau tidak. Kecerdasan bukanlah barometer! Nabi bersabda dalam hadis riwayat Thabrani dari Ibnu Umar sebagai berikut:

خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya:"(HR  Thobroni dari Ibnu Umar).

 Sudah saatnya, di bulan Maulid ini, kita kembali meneladani akhlak Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam yang menjadi teladan terbaik, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran surat Al-ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."(QS  Al Ahzab :21).

 Selain menjadikan Maulid sebagai penggerak menjaga akhlak generasi muda, mari kita jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sholawat serta kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw. Perbanyaklah shalawat, Insya Allah hidup akan menyenangkan karena mendapat syafaat di hari kiamat kelak.

 Syafaat dari Nabi Muhammad saw sangat penting bagi kita. Karena kita tidak tahu ibadah mana yang akan diterima oleh Allah SWT. Menurut kita, kuantitas dan kualitas ibadah kita sudah maksimal, namun belum tentu di mata Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa agar mendapat rahmat dari Allah SWT dan lebih banyak lagi bersholawat kepada Nabi agar mendapat syafaat-Nya.

 Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa ada seorang sahabat yang mengadu kepada Rasulullah. Ia merasa tidak rajin beribadah namun memiliki rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Jawab Nabi pun sangat menyenangkan. Nabi bersabda bahwa para sahabat  akan dikumpulkan bersama Nabi pada hari kiamat besok:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Artinya: Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

 Semoga kita bisa meneruskan dan mewujudutkan misi Rasulullah saw kepada  generasi muda, yaitu menjadikan akhlak mulia sebagai landasan peradaban umat manusia. Semoga kita selalu bisa meneladani akhlak Nabi saw dan kita  menjadi umatnya yang mendapat syafaatnya dan masuk surganya Allah SWT. Amin.

Posting Komentar untuk "MENGENAL SEJARAH NABI"