Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MASUK ISLAM SEUTUHNYA JANGAN SETENGAH-SETENGAH

MASUK ISLAM SEUTUHNYA JANGAN SETENGAH-SETENGAH

 MASUK AGAMA ISLAM SECARA KAFFAH

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita.

 Hanya melalui karunia-Nya kita dapat menunaikan kewajiban dan siar agung dalam Islam, khususnya shalat lima waktu.

 Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala telah memilihkan bagi hamba-Nya agama yang sempurna dan menyeluruh atau komprehensif, yang tidak akan pernah terpengaruh oleh kesenjangan atau cacat apapun dan mampu beradaptasi dengan segala perkembangan kapanpun, dimanapun dengan tetap menjaga agama islam. Ini adalah aqidah dan syariah sampai hari kiamat tiba.

 Agama ini, khususnya Islam, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan atau dipecah belah. Tidak diperbolehkan menerapkan sebagian ajaran Islam tertentu dan mengabaikan petunjuk lainnya. melainkan harus diambil semuanya, dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Baqarah:208.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ – ٢٠٨

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.(QS Al Baqoroh :208).

 Makna masuk Islam secara Kaffah adalah sebagai berikut.

 Mari kita bahas pengertian ayat tersebut berdasarkan tafsir  para ulama. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ – ٢٠٨

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

 Mengenai ayat ini, Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata dalam tafsirnya:

Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggil hamba-hamba-Nya yang terpercaya, memerintahkan mereka untuk masuk  Islam secara keseluruhan. Mereka tidak boleh pilih-pilih terhadap hukum dan peraturan Allah Ta'ala.

 Mana saja sesuatu yang sesuai dengan minat dan hawa nafsu diterima dan dikerjakan, sedangkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan minat dan hawa nafsu ditolak, ditinggalkan, atau diabaikan. 

 Kewajiban mereka adalah menerima syariah dan hukum Islam secara keseluruhan. Tuhan melarang mereka  mengikuti jejak iblis dengan memperlakukan semua kejahatan sebagai kebaikan dan memoles kejahatan agar tampak indah. » (Aisarut Tafasir, Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, 1/97)(ii).

 Walaupun menurut Syekh Abdurrahman As-Sa'di rahimahulloh, yang di maksud masuklah  "فِي السِّلْمِ كَافَّةً"  ke dalam Islam secara kaafah berarti memasuki seluruh syariat agama Islam bahkan tidak keluar sedikitpun dari bagian ajaran Islam.

 Kalian tidak boleh termasuk  dalam kelompok orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan. Jika perintah syariat  sesuai dengan keinginan seseorang maka akan laksanakan. Tapi jika tidak sesuai dengan keinginannya dia tidak mau menjalankanya.

 Masuk  Islam secara keseluruhan itu tidak akan mungkin terlaksana kecuali dengan menolak langkah setan, sehingga Allah Ta'ala memerintahkan orang-orang beriman untuk tidak mengikuti langkah setan, termasuk melakukan berbagai macam dosa.

 Sebab setan  hanya memerintahkan hal-hal yang jahat dan keji. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Al-Baqarah:169.

اِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوْۤءِ وَالْفَحْشَاۤءِ وَاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ – ١٦٩

Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.(QS  Al Baqoroh 169).

 Juga  dalam surat Fathir ayat:6, Alloh SWT berfirman:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ – ٦

Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.(QS  Fathir :6).

 Lantas, bagaimana bentuk praktik kaffah umat Islam? Pada tataran teoritis, hal ini disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir ketika menjelaskan firman Allah Ta’ala,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan,

“Allah Ta'ala memerintahkan hamba-hamba-Nya, orang-orang yang beriman kepada-Nya dan pengikut Rasul-Nya, agar menaati segala hukum-hukum Islam dan syariatnya, menaati perintah-perintah-Nya dan sebisa mungkin menjauhi segala larangan-Nya.

 Jika ingin mengetahui secara praktis, mempelajari keseluruhan agama Islam, maka cara termudah adalah dengan membaca kisah hidup Nabi Muhammad saw dan  Khulafaur Rasyidin radhiyallahu 'anhum.

 Allah Subhanahu wata'ala menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai guru dan teladan dalam mengajarkan teori dan mengamalkan seluruh ajaran yang difirmankan Allah  SWT  didalam Al-Qur'an.

 Allah  memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi Muhammad (saw). Kemudian Rasulullah pun memerintahkan kita untuk mengikuti sunnahnya dan sunnah  Khulafaur Rasyidin setelah beliau dalam hadisnya yang terkenalnya.

 Dari Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah saw bersabda:“Aku berwasiat kepada kalian  bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dengarkan dan taati meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi. Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang masih hidup setelah aku pasti akan  banyak menemui perselisihan.

 Maka ikutilah sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk (al-Mahdiyin) yang telah diberi petunjuk kepada kebenaran (Ar-Rasyidin). Pegang teguh pada sunnah tersebut. Gigitlah dengan gigi geraham kalian:“(Hadits riwayat Abu Dawud no.4607 dan Ahmad no. 17185 - Shahih Abu Dawud no. 4607).

 Nabi saw dan para khulafaur rasyidin semua sahabat dan umat Muslim lainnya pada masa itu yang mengamalkan Islam secara keseluruhan. Islam yang mencakup Aqidah dan Syariah, ibadah dan Muamalah serta akhlak.

 Segala ajaran Islam yang berkaitan dengan urusan pribadi, keluarga, masyarakat, kenegaraan, dan pemerintahan, semuanya dijalankan oleh Nabi Muhammad saw, serta para khalifahu rasyidin.

 Mereka menjalankan peran sebagai pemimpin,maupum sebagai warga negara, kepala keluarga atau anggota masyarakat. Seluruh sistem hukum, politik, ekonomi, sosial dan keamanan dijalankan berdasarkan pedoman Islam.

 Hubungan antara umat Islam dan non-Muslim, baik pada tingkat individu maupun nasional, dilakukan sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Islam.

 Tidak ada aspek kehidupan di mana prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Islam  ditinggalkan oleh Rasulullah  dan para sahabatnya serta umat Islam pada masa itu.

 Tidak ada satu pun bagian  ajaran Islam yang ditolak atau ditinggalkan. Amalan inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, para Khulafaur Rasyidin dan  generasi umat Islam pertama yang dikenal dengan generasi Salafush Shalih.

 Generasi umat Islam terbaik sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dalam hadis shahih dari Imran bin Al-Hushain radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

”Sebaik-baik kalian adalah generasiku kemudian generasi sesudah itu kemudian generasi setelah itu.” (HR  Bukhari no. 6696).

 Generasi saya berarti sahabat. Generasi selanjutnya adalah  tabi'in dan generasi berikutnya adalah  tabi'ut tabi'in.

 Islam artinya berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik lahir maupun batin. Ketundukan yang utuh dan ikhlas terhadap segala sesuatu yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik berupa perintah maupun larangan.

 Sebagai seorang muslim, Allah Ta'ala meminta kita untuk mengikuti Islam Kafah sepenuhnya. Kita diperintahkan untuk mengamalkan seluruh bagian  ajaran Islam, baik dalam urusan aqidah, syariah, ibadah, etika dan muamalah. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita.

 Apabila ada bagian-bagian ajaran Islam yang tidak dapat dilaksanakan karena adanya kendala atau ketidakmampuan  terkait syariat, maka paling tidak kita terima sebagai bagian dari pedoman yang kita yakini benar. Janganlah kita menolak atau menentang  ajaran Islam mana pun karena kita yakin bahwa ajaran tersebut sudah tidak relevan lagi dengan era modern atau bertentangan dengan pandangan sebagian besar orang kafir yang  mendominasi dunia saat ini.

 Mereka mendefinisikan standar benar dan salah, benar dan salah, peradaban dan barbarisme, berdasarkan pemikiran, perasaan, dan konteks budaya mereka.

 Akibatnya, banyak hal yang harus dilakukan umat Islam dinilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakininya. Misalnya, menurut pandangan Barat mengenai hak asasi manusia, hukuman mati  melanggar hak asasi manusia, apa pun alasannya.

 Hal ini jelas bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika umat Islam percaya pada langkah-langkah hak asasi manusia ini, mereka berisiko melanggar beberapa ajaran Islam yang mengarahkan mereka yang melindungi korban pembunuhan, melalui pemerintahan yang mengikat secara hukum, menerapkan hukum qishash atau pembalasan serupa.

 Allah Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰىۗ اَلْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْاُنْثٰى بِالْاُنْثٰىۗ فَمَنْ عُفِيَ لَهٗ مِنْ اَخِيْهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ ۢبِالْمَعْرُوْفِ وَاَدَاۤءٌ اِلَيْهِ بِاِحْسَانٍ ۗ ذٰلِكَ تَخْفِيْفٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗفَمَنِ اعْتَدٰى بَعْدَ ذٰلِكَ فَلَهٗ عَذَابٌ اَلِيْمٌ – ١٧٨

”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qishash berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan.Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih.”

وَلَكُمْ فِى الْقِصَاصِ حَيٰوةٌ يّٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ – ١٧٩

Dan dalam qishash itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.:(QS  Al-Baqarah: 178-179).

 Allah Ta'ala juga berfirman:

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا – ٣٣

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan:"(QS. Al-Isra’ :17).

 Menolak hukum qishash akan menghilangkan hikmah disyariatkanya hukum qishash yang telah ditegaskan oleh Allah pada ayat tadi, yaitu bahwa di dalam qishash terdapat jaminan kehidupan bagi manusia.

 Jika hukum qishash dihapuskan maka  jaminan hidup manusia akan hilang. Mudahnya orang kehilangan nyawa karena mudahnya mereka mengambil nyawa orang lain  karena alasan sepele atau karena balas dendam.

 Puluhan nyawa hilang setiap bulan, ratusan nyawa hilang setiap tahun. Orang yang jiwanya terluka dan tidak dapat mengendalikan amarahnya, tidak akan segan-segan dan tanpa rasa takut mencabut nyawa orang lain yang dibenci dan dimusuhinya. Mereka tahu persis bahwa mereka tidak akan dijatuhi hukuman mati.

 Akibatnya, risiko hilangnya nyawa bisa terjadi kapan saja dan oleh siapa saja. Anak melawan orang tua, teman melawan teman, antar tetangga, antara suami dan istri. Berbeda halnya ketika semua orang mengetahui bahwa jika mereka mencabut nyawa orang lain secara tidak adil, maka  nyawanya sendiri juga ikut hilang, jika di pengadilan terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa mereka telah melakukan tindak pidana pembunuhan.

 Semoga Allah Ta'ala membimbing kita dan memberikan taufik kepada kita semua untuk menjadi muslim yang kaffah dengan menerima seluruh isi Al-Qur'an dan mengamalkannya sesuai  kemampuan kita.Aamin ya Robbal 'alamiin..



Posting Komentar untuk " MASUK ISLAM SEUTUHNYA JANGAN SETENGAH-SETENGAH"