Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KENAPA KAUM PRIA JUGA BANYAK MASUK NERAKA

 JANGAN LENGAH KAUM PRIA JUGA BANYAK JADI PENGHUNI NERAKA

 Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan. Namun meski begitu, neraka tetap bisa menjadi tempat bagi banyak pria.

 Apa yang menyebabkan banyak laki-laki dengan mudahnya memasukan diri keneraka atau neraka jika mereka berbuat kezaliman dan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai laki-laki.

 Kelompok sebagai berikut ini yang akan masuk neraka:

1. Sang Ayah yang tidak taat

 Tipe pria pertama yang masuk neraka adalah ayah yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Ayah bukan  sekedar pendamping hidup ibu, ayah bukan sekedar pencari nafkah dalam keluarga, setelah hal itu dilakukan maka ayah bukanlah orang asing di rumah yang perlu berbicara ketika dibutuhkan, atau satu-satunya yang dibutuhkan. . Namun seorang ayah adalah laki-laki yang bertanggung jawab terhadap keluarga, istri dan anak-anaknya. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas kebutuhan ekonomi mereka, tetapi juga atas moralitas, pendidikan, dan kesuksesan mereka dalam kehidupan didunia dan akhirat.

 Berikut pesan Rasulullah saw dalam sabdanya:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ

 “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin, Seorang lelaki adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan Ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka.”(HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)

Sementara dalam Al-Qur'an, Allah juga telah mendefinisikan kewajiban setiap orang beriman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu atas api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai   Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” (QS.At Tahrim:6)

 Seorang ayah adalah penjaga bagi anak-anaknya dari perbuatan maksiat dan dosa. Jangan sampai sang ayah kehilangan kepekaan imannya, sehingga membiarkan anggota keluarganya larut dalam  maksiat dan dosa. Atau yang lebih parah lagi, dia sendiri yang menjerumuskan dosa bersama istri dan anak-anaknya. Ada ancaman yang sangat serius bagi para ayah yang tidak peduli terhadap agama dan akhlak anak-anak nya. 

 Ibarat seorang ayah yang tidak memperdulikan pakaian anaknya, membiarkan auratnya hingga menjadi pemandangan publik. Atau seorang ayah yang membiarkan anaknya berduaan bersama laki-laki selain mukhrimnya. Laki-laki seperti ini disebut Dayyus, dan Dayyus diancam tidak masuk surga. Jika surga tidak menerima, tentu neraka adalah tempatnya kembali.

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَالْعَاقُّ، وَالدَّيُّوثُ “، الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخَبَثَ

Dari Sâlim bin Abdullah bin Umar, berkata: Abdullah bin Umar Ra. bercerita kepadaku bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga orang yang Allâh haramkan surga untuk mereka: pecandu khmar (minuman keras), anak yang durhaka, dan dayûts, orang yang membenarkan keburukan di keluarganya”. (HR. Ahmad, no. 5372, 6113. Dishahihkan oleh syaikh Syu’aib al-Arnauth di dalam Takhrij Musnad Ahmad).

  Ancaman terhadap ayah yang menjadi dayus sebenarnya bertujuan agar mereka menjadi pemimpin yang baik bagi anggota keluarga lainnya. Saat ini banyak ayah yang percaya bahwa tanggung jawab dan mengasuh anak sepenuhnya berada di tangan ibu. Dia merasa cukup memenuhi mereka dengan berbagai fasilitas.

2. Suami yang tidak adil

 Golongan kedua penghuni neraka adalah suami  durhaka dan zalim terhadap istrinya. Istri merupakan amanah yang dititipkan walinya kepada seorang laki-laki yang bernama suami. wali wanita itu tentu mau melepaskan anak dan saudaranya karena walinya yakin suaminya bisa menjaga anak dan saudaranya dengan baik.

 Amanat berbuat baik kepada wanita bukan hanya menjadi harapan setiap wali namun juga merupakan perintah jelas yang  ditegaskan  Allah dan Rasul-Nya dalam Kitab dan Sunnah.

 ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Dan bergaullah dengan mereka secara baik, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kepadanya kebaikan yang banyak. (QS Annisa:19).

 Termasuk dalam hal yang baik, yaitu bertutur kata yang baik, santun, tidak bermuka masam ketika bertatap muka.suami akan diperlakukan dengan baik oleh istrinya apabila suami memperlakukan istrinya dengan baik. Suami pun dituntut bersabar, mengakui kesalahan istrinya. Sekalipun wanita tersebut tidak memenuhi kewajibannya dengan maksimal.

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti menyukai akhlak lain darinya,”(HR Muslim).

 Seorang perempuan mempunyai hak  untuk mendapatkan nafkah dari suaminya, baik itu panganya, pakaian, tempat tinggal dan segala kebutuhan lainnya sesuai dengan kesanggupan suami dan kedudukan isteri. Bahkan dalam hal pangan,  istri berhak mendapatkan makanan siap santap dari suaminya, sekaligus membutuhkan tempat tinggal. Sebagian ahli fiqih berpendapat bahwa tempat tinggal seorang istri hendaknya diperuntukkan baginya dan tidak boleh bercampur dengan keluarga lain. Dan jika istri berasal dari keluarga kaya dan biasanya dilayani oleh pembantu, maka ia juga berhak mendapat pembantu yang disediakan oleh suaminya.

 Sungguh benar-benar lelaki sejati, yang menafkahi keluarganya dengan keringatnya sendiri, laki-laki sejati yang  tidak menjadikan istrinya  mencari nafkah apalagi  bergantung pada apa yang diberikannya, ini mencerminkan tanggung jawabnya lemahnya sebagai kepemimpinan.

ما مِن عَبْدٍ اسْتَرْعاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً، فَلَمْ يَحُطْها بنَصِيحَةٍ، إلَّا لَمْ يَجِدْ رائِحَةَ الجَنَّةِ.

 “Tidaklah seorang hamba dibebankan tanggung jawab oleh Allah kemudian dia abai, melainkan dia pasti tak mencium aroma surga.” (HR. Bukhari).

 3. Saudara laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

 Golongan laki-laki yang tidak masuk surga adalah saudara laki-laki, karena jika bapaknya meninggal maka tanggung jawab mengurus isterinya ada pada saudara laki-laki tersebut. Termasuk para paman, yang jika  hanya peduli pada keluarganya saja, sedangkan adik atau cucunya melenceng dari ajaran Islam, maka ia akan menanti ancaman neraka di kehidupan kelak.

 Saudara laki-laki mempunyai kewajiban terhadap saudara perempuan mereka. Mulailah dengan mendidik mereka, mencintai mereka, melindungi mereka dan membela mereka. Jika sang ayah meninggal, maka saudara laki-lakinya akan menggantikan sang ayah dan harus memenuhi kebutuhan saudara perempuannya yang lajang atau para janda jika mereka tidak mampu.

  Seorang saudara laki-laki yang menelantarkan saudara perempuannya,maka dia tidak menaati orang tuanya. Kewajiban lain seorang saudara laki-laki adalah melindungi harta saudara perempuannya, bukan mengkhianatinya dengan merampas harta saudara perempuannya. Dia juga seharusnya tidak keberatan jika ada orang baik yang melamar saudaranya.

4. Anak laki-laki yang tidak merawat orang tuanya

 Kelompok keempat akan masuk neraka karena mengabaikan tugasnya sebagai anak laki-laki.

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: "أُمُّكَ" قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: "ثُمَّ أُمُّكَ" قَالَ: " ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: "ثُمَّ أُمُّكَ" قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: "ثُمَّ أَبُوكَ (رواه البخاري، رقم 5626 ، ومسلم، رقم 2548

“Seseorang mendatangi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam seraya bertanya, “Wahai Rasulullah siapa orang yang paling berhak untuk dipergauli secara baik? Beliau bersabda, “Ibumu.” Dia berkata, “Kemudian siapa (lagi)?’ Beliau berkata, “Kemudian Ibumu.’ Dia berkata, “Kemudian siapa (lagi)?’ Beliau berkata, “Kemudian Ibumu.’ Dia berkata, “Kemudian siapa?’  Beliau berkata, “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhori, no. 5626 dan Musim, no. 2548).

  Secara khusus, Islam menekankan hak seorang ibu terhadap laki-laki kandungnya, dan mengapa tidak terhadap anak perempuannya sendiri. Sebab ketika menikah, anak perempuan wajib lebih menaati suaminya daripada ibunya, sedangkan anak laki-laki, meskipun sudah menikah, tidak mengurangi kewajibannya untuk berbakti kepada orang tuanya. Dan berbakti kepada Ibu didahulukan dari pada  istrinya. Dengan demikian, pengabdian seorang anak laki-laki kepada ibu kandungnya tidak terputus, namun pengabdian seorang anak perempuan kepada suaminya jauh lebih utama. Oleh karena itu, anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya dibandingkan anak perempuan.

 Laki-laki mempunyai kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-anaknya, sekaligus harus peduli terhadap nasib ibu kandungnya. Apabila ibu tidak mampu, maka kewajiban nafkah juga menjadi tanggung jawabnya. Istri juga harus memahami bahwa kewajiban suami juga berlaku terhadap ibu kandungnya, oleh karena itu istri mendorong suaminya untuk lebih berbakti kepada ibu. Barangsiapa yang tidak menaati orang tuanya, maka Allah akan menghukumnya dalam kehidupan ini. 

Tak perlu menunggu  di alam kubur atau di akhirat, siksa itu bermacam-macam bentuknya, bisa berupa masalah keluarga yang tak kunjung terselesaikan, anak yang tak bisa dibimbing, rezeki tak kunjung datang, dan  sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi seorang anak laki-laki untuk memperhatikan ibu kandungnya. Merupakan tugas dan tanggung jawabnya untuk tidak mengabaikan tugas ini dan jangan jadi penyebab hal ini mengirimnya ke neraka

Posting Komentar untuk "KENAPA KAUM PRIA JUGA BANYAK MASUK NERAKA"