Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ISLAM PERDULI DENGAN LINGKUNGAN LAUT

ISLAM PERDULI DENGAN LINGKUNGAN LAUT

ISLAM MENJAGA LAUT DAN MASALAH LIMBAH NUKLIR DI FUKUSHIMA

Islam merupakan agama peradaban yang mengajarkan pemeluknya untuk memantapkan kedudukannya sebagai pelindung dan penjaga bumi, tidak sebatas di darat tetapi juga di lautan.

 Laut atau al-bahr dalam Al-Quran disebutkan dalam surat an-Nahl ayat 14, al-Furqon ayat 53 dan al-Jasiyah ayat 12.

 Dalam setiap ayat tersebut, laut atau al-bahr melambangkan kekuasaan dan kecintaan Tuhan terhadap seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Ayat-ayat tersebut juga secara langsung menyoroti manfaat laut bagi peradaban  manusia.

 Melalui surat An-Nahl ayat 14, Allah SWT berfirman:

وَهُوَ ٱلَّذِى سَخَّرَ ٱلْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا۟ مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا۟ مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى ٱلْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging-daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”(QS  An Nahl :14).

 Alloh telah menghamparkan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Laut merupakan sumber makanan penting bagi manusia. Laut juga merupakan sumber Rizki bagi manusia dan untuk itu kita diajarkan untuk bersyukur.

 Anjuran  bersyukur dalam ayat ini dipenuhi dengan mengagungkan nama-Nya baik dalam perkataan maupun perbuatan. Oleh karena itu, selain mengatakan bahwa laut merupakan anugerah Tuhan kepada manusia, kita juga harus menjaganya dari kerusakan, sebagai wujud rasa syukur.

 Sebagai umat Islam di Indonesia, kita telah dikaruniai oleh Allah SWT dengan lautan yang sangat luas. Laut merupakan wilayah yang penting bagi jutaan penduduk Muslim Indonesia karena menyediakan sumber  pangan  bergizi tinggi dan sumber penghidupan bagi banyak orang.

 Lautan  luas ini menjadi penopang keanekaragaman hayati biota laut yang merupakan wujud kemurahan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Lebih dari 8.500 jenis ikan, 555 jenis rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati biota laut terbesar di dunia (marine mega-biodiversity).

 Namun  bencana besar di masa depan tidak akan terhindarkan jika kita membiarkan rusaknya laut hanya karena keegoisan manusia. Seolah-olah  laut adalah tempat sampah  yang diciptakan untuk memajukan peradaban  manusia yang telah kehilangan rasa sukur akan pentingnya laut.

 Kita semua tahu dari pemberitaan media masa baru-baru ini bahwa Jepang  mulai membuang secara bertahap 1 juta ton air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang tidak aktif ke Samudera Pasifik pada pukul 1 siang tanggal 24 Agustus 2023  waktu setempat (BBC News Indonesia). Tahap penghilangan ini akan berlanjut hingga tahun 2051 dengan menggunakan sistem filtrasi yang disebut Advanced Liquid Processing System “ALPS”.

 Air limbah tersebut sebelumnya digunakan sebagai pendingin reaktor radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang dilanda tsunami pada tahun 2011. Warga setempat serta negara tetangga pun memprotes kebijakan ini.

 Dalam perspektif Islam, keputusan  membuang limbah  pendingin yang juga mengandung zat radioaktif bernama tritium, isotop alami yang diperoleh dari hidrogen, merupakan tindakan perusakan alam.

 Sebagaimana ditegaskan dalam surat Ar-Ruum ayat 41, Allah SWT berfirman:

ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia agar Allah dapat menunjukkan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”(QS  Ar Ruum :41).

 Sangat jelas terlihat bahwa pengetahuan dalam etika lingkungan Islam, kerusakan yang diakibatkan oleh manusia tidak hanya terjadi di daratan namun juga lautan. Jelas pula bahwa kehancuran ini merupakan ancaman menyeluruh bagi seluruh peradaban manusia  dan merupakan salah satu bentuk kerusakan lingkungan. ketidakadilan antar-generasi.

 Laut merupakan salah satu tanda keesaan Allah. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 164 yang berbunyi: 

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”(QS Al Baqoroh :164).

 Ayat ini menunjukkan bahwa laut merupakan salah satu dari sederet tanda keberadaan Alloh yang hanya dapat dicermati oleh orang yang berakal. Keberadaan Tuhan terletak pada hakikat rahmat yang mengalir dari anugerah berupa hikmah penciptaan langit dan bumi; bergantian siang dan malam; sebuah kapal yang berlayar di laut; air hujan; kesuburan bumi; keanekaragaman hayati dan kehidupan laut; serta angin dan awan.

 Mari kita perkuat peran kita sebagai umat Islam yang membela karunia yang  Allah Subhanahu Wata'ala anugerahkan kepada kita semua. sebagai wujud aksi melawan kejahatan yang di lakukan beberapa orang yang akan dan sudah mencemari lingkungan dan laut pada khususnya seperti apa yang di lakukan oleh pemerintah jepang dengan membuang air limbah Radioaktif dari PLTN non-aktif Fukushima ke lautan samudra pasifik,yang diperkirakan  semuanya itu nantinya bisa membunuh Biota laun secara keseluruhan kedepanya.

Sesuai dengan misi Islam yang berkemajuan kita wujudkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.


 

Posting Komentar untuk "ISLAM PERDULI DENGAN LINGKUNGAN LAUT"