Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

APA ITU REBO WEKASAN

 MENGISI REBO WEKASAN DENGAN AMALAN YANG BAIK

Bulan Safar merupakan bulan dalam penanggalan Islam yang sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan. Bulan ini seringkali dianggap sebagai bulan buruk atau dihindari oleh sebagian orang. Salah satu kepercayaan yang mendarah daging di masyarakat adalah tentang nasib buruk di Rebo Wekasan. 

Dari segi makna, Rebo Wekasan adalah tradisi yang dirayakan pada hari Rabu terakhir  bulan Safar menurut penanggalan Islam atau  Hijriah. Tradisi ini dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya suku Jawa. Asal usul tradisi Rebo Wekasan berasal dari kepercayaan masyarakat Indonesia bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh sial. 

Dalam agama Islam, tidak ada bulan atau waktu yang membawa kesialan atau keberuntungan. sejatinya segala hal baik dan burukn bergantung pada kehendak Allah SWT dan bukan pada bulan atau hari tertentu. Selain itu Islam mengajarkan  umatnya bahwa nasib baik atau buruk datangnya dari Allah dan bukan dari bulan atau perbuatan tertentu di bulan tertentu. 

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjauhi keyakinan atau praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran agama dan mengandalkan Allah dalam segala aspek kehidupan. Hal ini ditegaskan langsung oleh Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa tidak ada kesialan dalam bulan Safar. 

لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ ولا هَامةَ ولا صَفَرَ وفِرَّ من المَجْذُومِ كما تَفِرُّ من الأَسَد

Artinya: “Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa” (HR. Bukhari).

Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Abdurrauf al-Munawiy dalam kitab Faidh al-Qadir, jilid I, halaman 62 yang mengingatkan bahwa semua hari adalah milik Allah dan tidak ada manfaat atau bahaya dalam mengaitkan hari tertentu dengan kesialan atau keyakinan peramal. 

وَالْحَاصِلُ أَنَّ تَوَقِّيَ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ عَلَى جِهَةِ الطِّيَرَةِ وَطَنِّ اعْتِقَادِ الْمُنَجِّمِيْنَ حَرَامٌ شَدِيْدَ التَّحْرِيْمِ إِذِ الْأَيَّامُ كُلُّهَا للهِ تَعَالَى لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ بِذَاتِهَا وَبِدُوْنِ ذَلِكَ لَا ضَيْرَ وَلَا مَحْذُوْرَ وَمَنْ تَطَيَّرَ حَاقَتْ بِهِ نَحْوَسَتُهُ وَمَنْ أَيْقَنَ بِأّنَّهُ لَا يَضُرُّ وَلَا يَنْفَعُ إِلَّا اللهُ لَمْ يُؤَثِّرْ فِيْهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ

Artinya: "Dan yang dapat disimpulkan adalah bahwa untuk menghindari hari Rabu dengan menganggap sial dan mengikuti keyakinan peramal adalah sangat dilarang, karena semua hari adalah milik Allah yang Maha Tinggi. Kalau bukan karena di atas, maka tidak apa-apa dan tidak dilarang. Barangsiapa meyakini mitos buruk, maka kejadian buruk tersebut benar-benar akan menimpanya. Barangsiapa meyakini bahwa tidak ada yang memberi bahaya dan manfaat kecuali Allah, maka tidak akan terjadi kepadanya keburukan tersebut."

Maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah tradisi Rebo Wekasan sudah menjadi tradisi budaya di Indonesia yang masih ada hingga saat ini. Tradisi ini juga merupakan wujud kearifan lokal yang diwarisi nenek moyang terdahulu. Bagaimana posisi Islam dalam masalah ini?

 Imam Abdurrauf al-Munawiy dalam  Faidh al-Qadir jilid I halaman 62  menjawab dengan sangat jelas bahwa  amalan yang dilakukan di Rebo Wekasan sebenarnya boleh, namun dengan niat yang baik dan benar, khususnya amalan tersebut tidak dilakukan karena hari Rabu atau Bulan Safar adalah bulan sial, namun justru amallah yang mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya mau bertaubat, bukan karena takut akan kesialan Rebo Wekasan, tapi karena sedang menyucikan diri dari dosa. Bahkan ketika berdoa, niatkan saja untuk hajat-hajatnya.

وَيَجُوْزُ كَوْنُ ذِكْرِ الْأَرْبِعَاءِ نَحْسٌ عَلَى طَرِيْقِ التَّخْوِيْفِ وَالتَّحْذِيْرِ أَيِ احْذَرُوْا ذَلِكَ الْيَوْمَ لِمَا نَزَلَ فِيْهِ مِنَ الْعَذَابِ وَكَانَ فِيْهِ مِنَ الْهَلَاكِ وَجَدِّدُوْا للهِ تَوْبَةً خَوْفًا أَنْ يَلْحَقَكُمْ فِيْهِ بُؤْسٌ كَمَا وَقَعَ لِمَنْ قَبْلَكُمْ

Artinya: "Diperbolehkan menyebut hari Rabu sebagai “hari sial” dengan tujuan untuk menakut-nakuti dan memperingatkan. Artinya, waspadalah terhadap hari tersebut karena telah turun azab dan kehancuran di dalamnya. Perbaiki taubat kepada Allah, agar tidak menimpamu petaka seperti yang menimpa orang-orang sebelummu."

 Salah satu amalan yang bisa dilakukan di hari Rabu adalah  berdoa terlebih dahulu kepada Alloh SWT. Memang di bulan Safar dianjurkan untuk memperbanyak doa. Disebutkan dalam hadits  bahwa pada bulan Safar, doa akan dikabulkan oleh Allah.

 Di antara doa-doa yang bisa dibaca adalah:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya. Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat lagi Maha Mungkin, wahai Yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai Yang Maha Baik, Yang Maha Indah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Mulia, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, berilah rahmat kepada ku dengan rahmat-Mu. Wahai Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah. 

 Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara-saudaranya, kakeknya, ayahnya, ibunya dan anak-anaknya, bebaskan aku dari kejahatan hari ini dan apa yang terjadi hari ini'. Wahai Yang mampu mengatasi segala sesuatu, Wahai Yang terhindar dari bencana. Cukuplah Allah bagimu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 Cukuplah Allah bagi kita menjadi pelindung kita dan Dialah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali  Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Tuhan memberkati Sayyidina Muhammad, keluarga dan teman-temannya. »

 Kedua, membaca istighfar. Istighfar  memohon  kepada Allah SWT untuk mengampuni segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Istighfar sangat dianjurkan bagi setiap muslim,  besar atau kecil,  disengaja atau tidak.

 Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam surat Hud 11 ayat 90:

وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَوَدُودٌ

Artinya: "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai:"(QS Hud 11_90).

  Hadits Nabi Muhammad saw  diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.

مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: "Barang siapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad).

 Ketiga, membaca Al-Quran. Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman hidup. Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ada banyak  keutamaan dan pahala yang luar biasa bagi mereka yang membaca Al-Qur'an. Dan dapatkan pahala yang  besar bagi  yang membacanya.

من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

Artinya: "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR  Tirmidzi).

 Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, siapa yang  membaca Al-Quran yang banyak maka ia tidak akan masuk  neraka. 

Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

من قرأ آيتين من القرآن لم يدخل النار

Artinya: :Barangsiapa yang membaca dua ayat dari Al-Qur'an, maka ia tidak akan dimasukkan ke dalam neraka."

 Jadi, pada malam Rebo Wekasan, tidak ada salahnya beramal shaleh sebagai wujud ikhtiar dan memohon ampun serta perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah.

 Wallohu A'lam


 

Posting Komentar untuk "APA ITU REBO WEKASAN"