Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AGUNGNYA NIKMAT KEAMANAN

AGUNGNYA NIKMAT KEAMANAN

AGUNGNYA NIKMAT KEAMANAN UNTUK KITA SEBAGAI UMAT ISLAM

 Pada hari ini, marilah kita mengingat kembali salah satu nikmat terbesar dan terhebat yang  Allah Ta'ala anugerahkan kepada kita semua. Kegembiraan adalah dambaan setiap bangsa dan negara. Untuk mencapai hal tersebut, seluruh pasukan dikerahkan.harta benda dikeluarkan dan perang pun terjadi datang silih berganti.

 Ketahuilah bahwa nikmat itu adalah nikmat rasa aman. Keberkahan ini begitu besar sehingga sampai-sampai Nabi Ibrahim 'alayhis salam mendoakan keberkahan tersebut bagi masyarakat Makkah. Beliau 'alayhis salam berdoa,

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman sentosa. Dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari akhir di antara mereka.” (QS  Al-Baqarah: 126).

 Dia pertama-tama berdoa untuk perdamaian sebelum meminta rizki yang lain. Karena rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mutlak. Semua manusia yang hidup di dunia ini tidak dapat menikmati makanan yang ada di hadapannya jika rasa takut masih menyelimuti hatinya. Betapapun lezatnya makanan tersebut, betapa lezatnya buah-buahan, kita  tidak  bisa menikmatinya sepenuhnya kecuali perasaan damai dan tenang dalam jiwa kita.

 Menikmati kedamaian merupakan karunia dan anugerah dari Allah Ta'ala. Dengan ini, seorang hamba akan diuji. Akankah dia termasuk di antara hamba-hambanya yang bersyukur ketika mereka menerima nikmat kedamaian dan bersabar ketika kehilangannya, ataukah mereka termasuk orang-orang yang mengingkari nikmat kedamaian ini dan tidak bisa bersabar ketika itu diambil dari mereka. Allah Ta'ala  dalam banyak ayat Al-Qur'an mengingatkan  manusia akan keagungan nikmat tersebut, yaitu kedamaian. Diantaranya, 

Allah Ta'ala berfirman:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itu, Allah membuat mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS  An-Nahl: 112).

 Berbicara tentang kaum Saba', Allah Ta'ala mengingatkan mereka akan nikmat kedamaian yang membuat mereka dapat beraktivitas dengan leluasa dan aman  siang dan malam. 

Allah Ta'ala berfirman:

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ ٱلْقُرَى ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَٰهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا ٱلسَّيْرَ ۖ سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ

”Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS  Saba’: 18).

 Allah Ta'ala pun mengingatkan kaum Quraisy akan keberkahan rasa aman tersebut. 

Allah Ta'ala berfirman:

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS  Quraisy: 4).

 Begitu besarnya rasa aman ini sehingga Allah menjadikan keamanan sebagai salah satu prioritas dan keistimewaan kota Madinah di saat Dajjal sedang menyebarkan kepanikan dan ketakutan di kota-kota lain.

 Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

لا يَدْخُلُ المَدِينَةَ رُعْبُ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، لَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ، عَلَى كُلِّ بَابٍ مَلَكَانِ

“Al-Masih Ad-Dajjal yang ditakuti tidak akan dapat memasuki kota Madinah. Pada hari itu, Madinah memiliki tujuh pintu yang setiap pintunya akan ada dua malaikat (yang menjaganya).” (HR  Bukhari no. 1879).

 Lihat juga betapa dermawannya hati Nabi shollallohu 'alaihi wasallam ketika dia memberi dan menawarkan keamanan kepada masyarakat Makkah ketika dia menaklukkannya.

Beliau shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَخَلَ دَارَ أَبِي سُفْيَانَ فَهُوَ آمِنٌ، وَمَنْ أَلْقَى السِّلَاحَ فَهُوَ آمِنٌ

 Barangsiapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka dia aman. Barangsiapa meletakkan senjatanya, maka dia aman.” (HR  Muslim no. 1780).

 Rasa aman ini begitu penting sehingga Allah Ta'ala menjanjikan rasa aman dan tenteram kepada kaum mukmin, bukan rasa takut jika mereka mau beribadah kepada Allah Ta'ala saja dan teguh dalam mengikuti-Nya.

 Allah Ta'ala berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS  An-Nur: 55).

 Menikmati kedamaian juga merupakan salah satu nikmat yang Tuhan janjikan kepada penghuni surga. Tidak ada rasa takut, tidak panik, tidak ada rasa kehilangan bagi mereka.

 Allah Ta'ala berfirman:

اُدْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ اٰمِنِيْنَ

“Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.” (QS  Al-Hijr: 46).

 Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman:

وَهُمْ فِى ٱلْغُرُفَٰتِ ءَامِنُونَ

“Dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).” (QS  Saba’: 37).

 Orang-orang yang beriman harus menemukan dan menciptakan kedamaian bagi diri mereka sendiri, keluarga mereka dan negara mereka. Berikut alasan yang akan membantu kita mencapai hal ini:

1)_Pertama:Iman dan mengesakan kepada Allah Ta'ala serta menjunjung tinggi ajaran ajaran Islam yang mulia ini. Sebagaimana tertulis di atas disebutkan dalam Al-Quran,Surat An Nur ayat 55. 

 Allah Ta'ala berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS  An-Nur: 55).

 2)_Kedua:Mensyukuri segala nikmat yang  Allah Ta'ala anugerahkan kepada kita, terutama nikmat kedamaian yang telah kita nikmati. Dengan bersyukur maka rahmat akan kekal dan bertambah.

 Allah Ta'ala berfirman:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS  Ibrahim: 7).

 Sebaliknya, mengingkari suatu kenikmatan akan menghancurkan kenikmatan tersebut dan menggantikannya dengan hukuman berupa ketakutan dan ketidakbahagiaan. 

Dalam ayat berikutnya Allah Ta'ala mengingatkan:

وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS  Ibrahim: 6).

 3)_Ketiga:Berlatihlah yang baik dan hindari yang jahat. Karena dosa dan maksiat berarti kesialan dan membawa keburukan, menghilangkan rasa aman dan menggantikannya dengan rasa takut. Adapun amal shaleh dan ibadah akan menimbulkan rasa aman dari segala ketakutan dan kegelisahan dunia dan akhirat.

 Allah Ta'ala berfirman:

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَهُمْ مِّنْ فَزَعٍ يَّوْمَىِٕذٍ اٰمِنُوْنَ

“Barangsiapa membawa kebaikan, maka dia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka merasa aman dari kejutan (yang dahsyat) pada hari itu.” (QS  An-Naml: 89).

 4)_Hal keempat dan  terakhir:Selalu berdoa dan memohon kepada Allah Ta'ala untuk memberikan kita stabilitas, kedamaian dan ketenangan. Sebagaimana doa Nabi Ibrahim 'alayhis salam yang  sering kita lihat dan dengar adalah sebagai berikut:

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa.” (QS. Al-Baqarah: 126).

 Semua umat Islam, marilah kita berdoa bersama untuk negara kita, keluarga kita, rumah kita, hati kita dan jiwa kita. Semoga Allah Ta'ala selalu memberikan kedamaian, keamanan, keselamatan dan kesejahteraan untuk kita semua. Karena  hal-hal tersebut sesungguhnya adalah kunci kebahagiaan lainnya di kehidupan dunia ini dan akhirat kelak.

 Aamiin-Aamiin Ya Rabbal 'alamin.


Posting Komentar untuk "AGUNGNYA NIKMAT KEAMANAN"