Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEPERTI APA CARANYA BAHAGIA

 

KEBAHAGIAAN KITA ADALAH DENGAN KEBAHAGIAAN ORANG LAIN

Menolong orang lain, menghilangkan rasa laparnya, mengatasi kesulitannya adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala, dan amalan tersebut akan membawa kebahagiaan bagi orang yang mengamalkannya.

Ada seorang sahabat yang menemui Nabi Shallallahu 'alaIhi wasallam, sahabat ini mengeluhkan keras dan kerasnya hatinya, ia merasa tidak bisa bahagia.

Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

 إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ ، فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ

 Artinya:“Jika Anda ingin menjadi lembut, beri makan orang miskin, usap kepala anak yatim:"(HR Ahmad No 7576 dan 9018).

Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya:

1. Apa hubungannya kebahagiaan dengan memberi makan orang miskin? 

2. Apa hubungannya kebahagiaan kita dengan mengusap kepala anak yatim?

3. Apa hubungannya hal ini dengan kelembutan hati dengan kebahagian ?

Dalam agama kita ada prinsip yang sangat baik “JAWAB ADALAH PRAKTEK.” Jika seorang hamba berusaha menyenangkan orang lain, memikirkan kesulitan yang dialami orang lain, Allah juga akan menyenangkannya. Itu sebabnya kami melihat orang-orang, lelah, dalam kesulitan, pergi ke tempat yang jauh untuk membantu umat Islam, memberikan bantuan, mengumpulkan uang untuk diberikan kepada umat Islam, mereka tidak pernah merasa lelah, meskipun itu adalah kerja keras. satu sen dunia (upah), tetapi mengapa dia bisa dengan nyaman melakukan semua hal seperti itu? Karena hanya kamu yang bisa memiliki kebahagiaan. Tuhan menaruh kebahagiaan di dalam dirimu.

Oleh karena itu, orang yang paling berbahagia di muka bumi ini adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. karena apa? Karena dialah yang paling memikirkan untuk membahagiakan orang lain.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

 Artinya:“Sesungguhnya telah datang seorang Rasul kepadamu dari kaummu sendiri, dia merasakan penderitaanmu, dia sangat merindukan (iman dan keselamatan) untukmu, dia sangat baik:"(QS  At-Taubah).

 Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam merasa berat hatinya atas penderitaan para sahabatnya, penderitaan umat Islam pada umumnya, beliau mengharapkan keimanan dan keselamatan bagi para sahabatnya dan seluruh ummatnya.

Ummul mukminin, Kahdijah Radhiyallahu 'anha juga memuji sifat-sifat suaminya, karena Rasulullah Shallallaahu' alaihi wasallam takut berada dalam bahaya saat menerima wahyu pertama:

كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

 Artinya:"Jangan seperti itu, bersenang-senanglah!"

Demi Tuhan, Tuhan tidak akan mempermalukanmu, selamanya.

Demi Allah! Sesungguhnya kalian telah menjalin persaudaraan, berkata jujur, memikul beban orang lain, suka membantu orang yang tidak punya apa-apa, menjamu tamu, dan selalu menjunjung tinggi kebenaran:"(HR Bukhari No.4572 dan Muslim No.231). 

Inilah sifat dasar Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahkan sebelum beliau menerima wahyu. Khadijah menyebutkan beberapa sifat suaminya yang semuanya menunjukkan bahwa dia selalu berusaha membahagiakan orang lain; menjaga persahabatan, jujur, memikul beban orang lain, membantu orang miskin, menghormati tamu dan menjunjung tinggi kebenaran.

Dalam hadits lain dalam kisah tersebut, ada seorang Budak muda yang menarik tangan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam untuk memenuhi suatu keinginanya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membiarkan anak itu membawanya kemanapun dia mau. Kenapa dia melakukan semua ini? Karena dia sangat ingin menaruh kebahagiaan di hati orang lain.

Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah seseorang yang selalu ingin membahagiakan orang lain sehingga dirinyalah yang paling bahagia.

Setelah melihat beberapa hadits tentang keutamaan membahagiakan orang lain, inilah amalan yang paling dicintai Allah, dan kita juga telah menyimak contoh amalan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, jadi kembali ke diri kita masing-masing kita untuk mengamalkannya apa tidak.Temukan kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia.

Jika kita memiliki harta yang melimpah, mari kita bagikan sebagian harta kita kepada fakir miskin, sumbangkanlah kepada mereka yang membutuhkan. Mari kita tanamkan kebahagiaan di hati kita, maka pasti Allah akan menaruh kebahagiaan di hati kita semua. Yakinlah akan hal ini, Allah pasti akan membalas semua amal baik kita.

Allah SWT berfirman:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

 Artinya:“Barangsiapa melakukan kebaikan yang bernilai satu biji zarrohpun, dia pasti akan melihat balasanya (pahala):“(QS Az-Zalzalah:7).

Allah SWT berfirman:

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Artinya:“Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (juga):“(QS Ar-Rahman:60).  

Posting Komentar untuk "SEPERTI APA CARANYA BAHAGIA"