Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Begitu cepat waktu ini berlalu

 

Begitu cepat waktu ini berlalu Sikap Kita Harus Bagemana ???

Waktu benar-benar berlalu begitu cepat kali ini. Rasanya belum beberapa hari berlalu sejak saya bertemu masehi pada tahun 2023. Namun ternyata tahun 2023 sudah mendekati akhir dan tidak ada kesempatan untuk kembali lagi. berlalu juga kesempatan untuk beribadah di waktu yang telah lewat. pRamadhan telah kita lalui, musim haji telah berlalu, dan bulan Zurhijah yang terkenal dengan jamaah haji yang bepergian ke dan dari kota suci Mekkah telah berakhir. Waktu berlalu sangat cepat. Hal ini tidak mengherankan karena cepatanya waktu menjadi salah satu ciri kehidupan di akhir zaman.

Singkatnya waktu yang kita rasakan merupakan salah satu tanda-tanda kecil akan dekatnya hari kiamat,

 Sebagaimana sabda Nabi Shallalahu 'alaihi wasalam:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ

 “Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan.Setahun ibarat sebulan, sebulan ibarat seminggu, seminggu ibarat sehari. Sehari seperti satu jam. Dan satu jam itu seperti terbakarnya daun kurma. (HR.Ahmad no.10943,di dalam Musnadnya).

 Bagi orang-orang yang telah meningkatkan ketaatannya pada tahun ini, memperbanyak amal shaleh, berusaha memperbanyak pahala, memohon ampun atas dosa-dosanya kepada Allah ta'ala dan mampu mengambil pelajaran dari semua yang telah Allah tetapkan, maka betapa beruntungnya dia. 

Allah subhanahu wata'ala berfirman: 

يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ

 “Tuhan menggantikan siang dan malam. Tentu sungguh ada hikmahnya bagi mereka yang mempunyai penglihatan yang (tajam)(QS. An-Nisa':44).

 Hari-hari yang dihabiskan dalam mentaati perintah Allah, bulan-bulan dalam menjawab panggilan shalat, tahun-tahun dalam ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan penuh keikhlasan dan kesadaran bahwa inilah tujuan diciptakannya manusia. Alangkah bahagianya bagi yang mengisinya!.

 Sebagaimana firman Allah  subhanahu wata'ala,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

 “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” (QS. As Zariyat :56).

 Dan juga dalam firmanya,

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

 Padahal mereka hanya diperintahkan  untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas, menatati Allah semata-mata hanya karena ibadah kepada Allah, dan juga melaksanakan shalat membayar zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus(benar) (QS. Al-Bayyinah :5).

 Diantara hak-hak Allah Ta'ala kepada hamba-hambanya yang  telah Allah  berikan kebahagiaan yang besar dan sampai saat ini Allah telah memberikan kesempatan untuk hidup dalam keadaan baik, terima kasih atas segala nikmat dan segala perbuatannya. Suatu kemuliaan yang patut dikagumi. Syukur meningkatkan kegembiraan dan menghilangkan penderitaan. Alangkah indahnya jika manusia selalu dapat meresapi dan mematri dengan kuat di dalam hatinya.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

 “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepadamu, ‘Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan tambah nikmatmu dengan lebih.’ Namun jika kamu mengingkari nikmatku, niscaya azabku akan sangat berat:"(QS. Ibrahim:7).

 Kebaikan akan muncul kembali ketika seorang muslim bersyukur. Dan jika ia tidak beriman kepada rahmat Allah, maka bahaya akan menimpa dirinya sendiri. karena sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala,maha kuasa maha kaya dan tidak membutuhkan suatu apa pun dari dunia danseluruh isinya.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

 “Dan orang-orang yang bersyukur (kepada Allah) sungguh-sungguh bersyukur pada dirinya sendiri, dan orang-orang yang tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS  Lukhman) :12).

Tugas kita hanyalah memuji Tuhan atas segala apa yang telah Dia berikan kepada kita. Pujian kita kepada Tuhan adalah kegembiraan kita atas limpahan rahmatnya, dan kegembiraan manusia kepada  Tuhanya  dapat dibalas dengan kemenangan yang besar. Simak sebagaimana Nabi Shallalahu 'alaihi wassalam mengajarkan kita untuk ridha kepada Allah subhanahu wata'ala dengan selalu memuji segala karunia dan anugerahnya yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.terhadap, makanan dan minuman yang kita makan sehari-hari.

Nabi Shallalahu 'alaihi wasalam bersabda:

إنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا

 “Sesungguhnya Allah ridha terhadap hambanya yang makan dan memuji-nya atas makanannya, atau yang minum lalu memuji Allah atas minumannya” (HR. Muslim no. 2734).

Padahal, salah satu kehebatan manusia di penghujung hayatnya adalah meluangkan waktunya untuk menyendiri, mengintropeksi ke dalam dirinya, dan mengoreksi apa yang telah dilakukan dan dilewatkannya.demikian juga dengan waktu yang telah Allah berikan  Apakah dia menggunakannya atau malah disia-siakan.

 Sebab Nabi Shallalahu 'alaihi wasalam pernah bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Orang yang berakal adalah orang yang beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi hari setelah matinya, namun orang bodoh adalah orang yang ruhnya mengikuti hawa nafsu dan impiannya dari Allah.” (HR. Tirmidzi No. 2459, beliau mengatakan hadits ini “ Hasan").

 Imam Tirmidzi berkata, ``Yang dimaksud Rasulullah dengan ``orang-orang yang mempersiapkan'' adalah orang-orang yang selalu mengoreksi dirinya di dunia ini sebelum dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat.

 Ketahuilah, sebenarnya kunci sukses orang-orang masa lalu dan generasi mendatang adalah dengan tidak menunda amal shaleh. Apa yang dapat Anda lakukan hari ini tidak akan terbawa ke esok hari. Karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi esok hari,

 sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا

 “Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok.” (QS. Lukman: 34)

 “Kunci sukses dalam beramal lainnya adalah merencanakan masa depan dan bagaimana menjalankannya di tahun mendatang agar kehidupan kita lebih tertata  dan teratur.

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu meningkatkan intensitas ibadahnya dalam sehari-harinya.

 Ada sebuah ungkapan yang sangat indah,

مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ كَنَدَمِي عَلَى يَوْمٍ نَقَصَ فِيهِ أَجَلِي، وَلَمْ يَزْدَدْ فِيهِ عَمَلِي

 “Sungguh aku tidak pernah menyesali sesuatu melebihi penyesalanku pada hari di mana umurku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

 Peningkatan apa pun tidak hanya berupa peningkatan kuantitasnya saja tetapi juga kualitasnya juga.

 Nabi Shallalahu 'alaihi wasalam bersabda:

إِنَّ اللهَ ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

 “Sesungguhnya Allah Azza wajalla ridha bila salah seorang di antara kalian mengerjakan sesuatu, ia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.(profesional). (HR. Thabrani no. 275 dan As-Suyuti no. 1855).

Dan sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah Tara adalah amalan yang dilakukan secara kontinyu, meski dalam jumlahsedikit. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa agama kita lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas amalan.

Allah  subhanahu wata'ala berfirman: 

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

 “Supaya Allah menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk :2).

 Semoga Allah mengangkat kita menjadi salah satu hamba-Nya yang mampu bersyukur dan mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wata'ala , konsisten dan tidak menunda-nundanya. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas amal. Semoga Allah memberkati dan memberinya kebahagiaan, sehingga kita dapat beramal dengan harapan tulus untuk ridha Allah  subhanahu wata'ala , mengikuti bimbingan dan petunjuk Nabi Shallalahu 'alaihi wasalam



Posting Komentar untuk "Begitu cepat waktu ini berlalu"