Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JAGALAH LISAN BERUCAPLAH YANG BAIK



JAGALAH LISAN DAN BERUCAPLAH YANG BAIK KARENA SEMUA ITU AKAN BERMANFAAT UNTUK DIRI KITA SENDIRI

 Nabi Muhammad saw mengajarkan umatnya agar selalu menghiasi diri dengan al-akhlaq al-karimah, berperangai baik, dan berbudi pekerti luhur, baik dalam perbuatan maupun dalam ucapan. Sopan dalam bertutur kata merupakan cerminan dari pancaran cahaya iman dalam diri seorang muslim. Santun dalam berbahasa adalah tanda sempurnanya Islam dalam jiwa seorang manusia.

 Secara lafziyah kalimat "setiap perkataan adalah do'a" bukan hadits Nabi saw, tapi ini adalah pepatah atau peribahasa, seperti "mulutmu harimaumu",dan "tajam lidah dari pedang." Peribahasa semacam ini mengandung makna nasihat agar setiap orang menjaga lisannya, berhati-hati dalam setiap ucapannya, serta berupaya agar yang terlahir darinya adalah ungkapan-ungkapan yang berisi akan kebaikan dan kebenaran.

Makna seperti ini sangat sesuai dengan banyak hadits Nabi saw. Sebagai contoh kami sebutkan beberapa hadits berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَالتِّرْمِذِي وَابْنُ مَاجَهٍ)

 Artinya:"Dari Abu Hurairoh rodhiyallihu 'anhu Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba (bisa) mengucapkan sebuah kalimat yang diridoi Alloh, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Alloh mengangkat derajatnya (kemuliaannya). Dan sungguh seorang hamba (dapat) mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Alloh, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Alloh mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam:"(HR  Bukhori _Tirmizi dan Ibnu Majah).

Demikian pula makna yang senada dengan peribahasa di atas, terdapat dalam sabda Rosululloh saw berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ» (رَوَاه ُالتِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ)

 Artinya:"Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu 'anhu Rosululloh saw bersabda: "Sesungguhnya seseorang (bisa) mengucapkan satu patah kata yang menurutnya tidak ada (dampak) apa-apa, tapi dengan kalimat itu ia jatuh ke dalam neraka selama tujuh puluh tahun:"(HR Tirmizi_Ahmad).

Dan di riwayat lain di terangkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

 Artinya:"Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu 'anhu bahwa Rosululloh saw bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba (terkadang) mengucapkan kalimat tanpa ia teliti apa dampaknya, karenanya ia terlempar ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat:"(HR Muslim).

Dari hadits-hadits di atas dapat dipetik beberapa pelajaran sebagai berikut:

1_Penting untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, karena ucapan yang terlontar dari lisan bagai anak panah yang lepas dari busurnya, tidak dapat ditarik kembali.

Ketika menjelaskan hadits pertama di atas, Ibnu Hajar al-Asqolani (w. 852 H) menukil penjelasan Imam al-Nawawi (w. 676 H), sebagaimana berikut: 

وَقَالَ النَّوَوِيُّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ حَثٌّ عَلَى حِفْظِ اللِّسَانِ فَيَنْبَغِي لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْطِقَ أَنْ يَتَدَبَّرَ مَا يَقُولُ قَبْلَ أَنْ يَنْطِقَ فَإِنْ ظَهَرَتْ فِيهِ مَصْلَحَةٌ تَكَلَّمَ وَإِلَّا أَمْسَكَ (فتح الباري 11/311)

 Artinya:"Imam al-Nawawi (w. 676 H), menjelaskan bahwa hadits ini mengandung anjuran untuk menjaga lisan. Maka sepantasnya setiap orang berpikir terlebih dahulu apa yang akan ia ucapkan, jika ada kebaikannya maka ia ucapkan, jika tidak maka hendaknya ia menahan diri:"(Fathul bari :11/311).

2_Membiasakan diri untuk bertutur kata yang baik adalah suatu amal solih yang Allah SWT ridoi. Oleh karena itu, orang yang senantiasa berupaya agar perkataannya baik, maka seluruh langkah hidupnya akan menjadi baik.

Alloh SWT berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Alloh, dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Alloh memperbaiki amal-amalmu, dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Alloh dan rosul-nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang besar:"(QS  al-Ahzab /33:70-71).

3_Orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, suka mencaci, mencela, menghina, mengutuk, dan berkata-kata kotor, sesungguhnya dia sedang mengundang murka Alloh SWT atas dirinya. Dalam sebuah hadits disebutkan:

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ رضي الله عنها، زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ عَنِ النَّبِي ﷺ قَالَ: «كَلَامُ ابْنِ آدَمَ عَلَيْهِ لَا لَهُ، إِلَّا الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَذِكْرَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ» (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهٍ)

 Artinya:"Dari Ummu Habibah rodhiyallohu 'anha Istri Nabi saw, Nabi saw bersabda:"Ucapan anak Adam itu akan kembali dengan membawa bencana untuknya, tidak membawa keberuntungan baginya, kecuali (ucapan) amar ma’ruf (ajakan kepada kebaikan), nahi mungkar (seruan meninggalkan keburukan), dan berzikir kepada Alloh SWT:"(HR Ibnu Majah).

4_Baik-buruk sebuah ucapan akan kembali kepada pengucapnya, jika ucapannya bernilai kebaikan, maka ia mendapat ganjaran dan pahala, jika ucapannya bernilai keburukan maka ia akan menanggung akibat dan dosanya. Oleh karena itu, ucapkanlah yang baik atau diam. 

Rosululloh saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

 Artinya:"Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu 'anhu Rosululloh saw bersabda, “Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam, dan barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka jangan ia mengganggu tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya:"(HR Bukhori_Muslim).

Di riwayat lain nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ صَمَتَ نَجَا» (رَوَاه ُالتِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ)

 Artinya:"Dari Abdillah bin Amr rodhiyallohu 'anhuma Rosululloh saw bersabda: "Barang siapa yang (banyak) diam, niscaya ia akan selamat:"(HR Tirmidzi_Ahmad).

5_Lurusnya lisan dapat mengantarkan manusia ke surga Alloh SWT, melencengnya lisan dapat menjerumuskannya ke dalam neraka.

Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، رَفَعَهُ قَالَ: (إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا) (رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ)

 Artinya:"Dari Abu Sa’id al-Khudri-ia memarfukkannya- berkata, "Apabila seorang manusia berada di waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya menutupi (kesalahan),lisan lalu berkata, bertakwalah kamu kepada Alloh untuk kami, sebab kami tergantung kepadamu, apabila kamu lurus, maka kami pun akan lurus, dan apabila kamu melenceng, maka kami pun akan melenceng:"(HR Tirmizi_Ahmad).

Dalam sabdanya yang lain, Rosululloh saw bersabda:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ» (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

 Artinya:"Dari Sahl bin Saad rodhiyallohu 'anhu, Rosululloh saw bersabda: "Barang siapa yang dapat menjamin bagiku (kesucian) sesuatu yang berada di antara dua rahangnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga:" (HR Bukhori).

Menjelaskan hadits di atas, Ibnu Bathol rohimahulloh berkata:

دَلَّ الْحَدِيثُ عَلَى أَنَّ أَعْظَمَ الْبَلَاءِ عَلَى الْمَرْءِ فِي الدُّنْيَا لِسَانُهُ وَفَرْجُهُ فَمَنْ وُقِيَ شَرَّهُمَا وُقِيَ أَعْظَمَ الشَّرِّ

 Artinya:"Hadits ini menunjukan bahwa cobaan terbesar dalam diri seseorang adalah lisan dan kemaluannya. Karenanya, orang yang dijaga (Alloh) dari keburukan keduanya, sungguh dia telah dijaga dari keburukan (dosa) yang sangat besar."

6_Dampak dari keridoan Alloh SWT terhadap hamba-nya dapat dirasakan oleh manusia-manusia yang berada di sekitarnya, seperti dalam sabda Rosululloh saw:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

 Artinya:"Dari Abdulloh bin ‘Amr rodhiyallohu 'anhuma, Nabi saw bersabda: "Seorang muslim (yang sempurna Islamnya) adalah yang orang lain merasa aman dari (gangguan) lisan dan tangannya, seorang berhijrah (yang sebenarnya) adalah orang yang sanggup meninggalkan segala apa yang Alloh larang:" (HR Bukhori_Muslim).

Posting Komentar untuk "JAGALAH LISAN BERUCAPLAH YANG BAIK"