Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

APAKAH SEMUA BULAN ITU BAIK


DALAM PANDANGAN ISLAM SEMUA  DAN BULAN ITU MULIA 

Bulan Dzulqo’dah adalah bulan pertama dari empat bulan harom. Bulan Dzulqo’dah adalah bulan ke-11 dalam hitungan hijriyah.

Ada sebagian orang jawa  menyebut bulan  Dzulqo’dah ini dengan sebutan bulan: Dzulqoidah, Dzulkodah,Dulkangidah, dan Bulan ini disebut pula dengan nama bulan  Selo atau Apit.

Menurut masyarakat Jawa, Apit berarti terjepit. Hal ini karena bulan ini terletak di antara dua hari raya besar yaitu, Syawal (Idul Fitri) dan Dzulhijah  (Idul Adha). Dan disebut Selo karena bulan ini jeda dari dua hari raya besar tersebut.

 Secara bahasa, DzulQo’dah terdiri dari dua kata: Dzul yang bermakna shohib artinya “sesuatu yang mempunyai” dan Al-Qo’dah artinya “tempat yang diduduki”.(mempunyai waktu kumpul duduk-duduk bersama keluarga).Bulan ini disebut pula DzulQo’dah karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya, dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan. Secara bahasa, DzulQo’dah juga berarti “Bulan genjatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab dilarang melakukan peperangan.

 Bulan ini memiliki nama lain. Diantaranya, orang jahiliyah menyebut bulan ini dengan waranah. Ada juga orang arab yang menyebut bulan ini dengan nama: Al Hawa’. (Al-Mu’jam Al-Wasith).

 Dan sampai sekarang ini, masih pula beredar kepercayaan bulan Dzulqo’dah sebagai bulan sial atau bulan tidak baik untuk menikah dan sebagainya. Justru dalam agama Islam, bulan Dzulqo’dah termasuk salah satu dari empat bulan harom, yaitu bulan yang dimuliakan atau disucikan oleh Alloh SWT selain: Muharrom, Dzulhijjah, dan bulan Rojab.

Alloh SWT berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

 Artinya:"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Alloh itu dua belas bulan, dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan harom. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Alloh bersama-sama orang yang bertakwa:"(QS. At-Taubah:36).

Bulan harom ini ialah bulan yang dijadikan oleh Alloh sebagai bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya.

Dan dalam salah satu hadits nabi di sebutkan sebagai berikut:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 Artinya:"Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Alloh menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan harom (suci), tiga bulan berurutan: DzulQo’dah, Dzulhijjah, dan Muharrom, kemudian bulan Rojab suku Mudhor, antara Jumadi Tsani dan Sya'ban:" (HR. Bukhori :3197 & Muslim :4477).

Diantara kemuliaan bulan Dzulqo'dah ialah:

Bulan Dzulqo'dah termasuk bulan harom.

 Bulan harom atau disebut juga bulan yang disucikan, At-Thobari dalam kitab tafsirnya,bulan yang dijadikan oleh Alloh sebagai bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya. Di mana di dalamnya amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya. Dan amalan-amalan yang buruk akan dilipatgandakan pula dosanya.

Dan Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas, bahwa bulan yang disucikan itu ada empat, yakni Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rojab. Dzulqo'dah mempunyai keistimewaan karena di dalamnya Alloh melarang manusia untuk berperang. Di dalam bulan Dzulhijjah manusia mempersiapkan diri untuk melaksanakan manasik haji. Dan Pada bulan Muharrom mereka kembali ke negeri mereka masing-masing. Sedangkan pada bulan Rojab, orang-orang dari berbagai pelosok negeri yang datang ke Baitulloh kembali ke negeri mereka dalam keadaan aman.

Bulan Dzulqo’dah juga di sebut salah satu dari bulan haji (asyhrul hajj).

Alloh SWT berfirman:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ‌ مَّعْلُومَاتٌ

 Artinya:“ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui:"  (QS. al-Baqoroh :197).

Didalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa asyhuru ma’lumaat (bulan-bulan yang telah diketahui) merupakan bulan yang tidak sah ihrom untuk menunaikan haji kecuali pada bulan-bulan ini. Dan ini pendapat yang benar (shohih).

Pada bulan Dzulqo’dah ini, Rosululloh saw. menunaikan ibadah umroh hingga empat kali, dan ini termasuk umroh beliau yang diiringi ibadah haji. Meskipun ketika itu beliau berihrom pada bulan Dzulqo’dah dan menunaikan umroh tersebut di bulan Dzulhijjah bersamaan dengan haji. (Lathaa-iful Ma’aarif).

 Di bulan Dzulqo’dah ini, Alloh SWT. berjanji kepada Nabi Musa as. untuk berbicara dengannya selama tiga puluh malam. Dan ditambah sepuluh malam di awal bulan Dzul Hijjah.berdasarkan pendapat mayoritas para ahli tafsir. (Tafsir Ibnu Katsir).

Sebagaimana firman Alloh SWT:

وَوَاعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ‌

Aftinya:“ Dan telah Kami janjikan kepada Musa (untuk memberikan Taurot) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi):"  (QS. Al-A’rof :142).

 Bulan Dzulqo’dah adalah bulan pertama dari empat bulan harom, yaitu bulan yang mulia lagi diagungkan kehormatannya. Seluruh amal kita dilipat gandakan pahalanya dan begitu pula dosanya oleh Alloh di bulan ini juga dilipat gandakan. Oleh karena itu, mari perbanyak amal sholih dan hindari sekuat tenaga berbuat maksiat kepada Alloh SWT dan berbuat dzolim atau berbuat jahat kepada sesama manusia di alam dunia ini...

Rosululloh saw bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

 Artinya:" Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Alloh akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Alloh akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan selalu menolong hamba-nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Alloh) untuk membaca al-Qur’an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Alloh akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-nya. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, maka Nasabnya tidak juga meninggikannya:" (HR. Muslim, Shohih Muslim, juz VIII, hal. 71, hadits no. 7028, dari Abu Hurairoh ra).

Wallohu 'alam bissowab.

Posting Komentar untuk "APAKAH SEMUA BULAN ITU BAIK"